Padang (ANTARA News) - Enam orang tim penjinak satwa liar dari Dumai (Riau) dan Prov. Jambi berupaya menangkap seekor harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrae) yang menerkam dua orang warga pekan lalu di kawasan hutan Bukit Kasai perbatasan Padang dengan Pesisir Selatan. "Tim penjinak dan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, sudah memasang dua perangkap di lokasi kejadian, diumpan dengan dua ekor kambing," kata Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Sumbar, Maryono, ketika dihubungi melalui ponselnya dari Padang, Rabu. Menurut dia, seekor harimau Sumatera yang menerkam dua warga pekan lalu itu jika dilihat dari jejaknya diduga kuat umurya masih muda dan jantan. Diperkirakan satwa dilindungi itu masih berkeliaran pada kawasan hutan tersebut, maka upaya penjinakan terus dilakukan dengan mengandalkan perangkap. "Kita berharap harimau itu dapat ditangkap dalam keadaan hidup," katanya dengan menambahkan, penangkapan dilakukan agar konflik dengan manusia tidak terulang lagi di kawasan hutan itu. Pascakejadian yang beruntun pekan lalu (Kamis dan Sabtu), warga Siguntur, Kec, Koto XI Tarusan dan Bungus Teluk Kabung, tidak berani masuk hutan dan ke ladang mereka. Dia menjelaskan, jika seekor harimau Sumatera tertangkap, rencananya akan dikarantina di kebun bintang Kota Bukittinggi, sebelum proses pelepasan ke kawasan hutan yang aman. Terjadinya konflik harimau dan manusia sering dipicu apabila habitatnya terganggu karena ulah manusia yang membuka lahan berpindah-pindah dan penebangan kayu di hutan secara liar. Sedikitnya selama dua tahun terakhir sudah tercatat 26 kasus konflik harimau dengan manusia di Sumbar. Sebanyak 16 orang tewas dan sejumlah ternak masyarakat dimangsa raja hutan tersebut. "Kita mengimbau masyarakat agar menghentikan perburuan terhadap satwa liar di kawasan hutan konservasi, termasuk satwa liar yang dilindungi," katanya sembari menambahkan, tindakan itu satu upaya mengurangi konflik manusia dengan binatang buas seperti harimau dan beruang.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008