Belum lama ini telah terjadi perubahan pasar kopi nasional, permintaan kopi untuk ekspor menurun namun permintaan kopi dalam negeri justru meningkat karena pengaruh perubahan selera konsumen kopi dalam negeri.
Yogyakarta (ANTARA) - Institut Pertanian Stiper Yogyakarta meluncurkan Pusat Sains Kopi Nusantara di gedung perpustakaan perguruan tinggi tersebut sebagai wadah stakeholder perkopian Indonesia dalam membangun sistem industri dan bisnis kopi yang berkelanjutan.
"Pusat Sains Kopi Nusantara ini merupakan wadah bersama para stakeholder kopi yang bertujuan untuk mendorong terwujudnya sistem industri kopi yang berkeadilan," kata Rektor Instiper Purwadi di sela peluncuran Pusat Sains Kopi Nusantara (PSKN) Instiper Yogyakarta, Rabu.
Selain itu, kata dia, PSKN sebagai sarana kolaborasi antara akademisi pengusaha, pemerintah, dan industri serta menjadi pusat rujukan pengetahuan dan database, riset dan inovasi, studi kebijakan dan pengembangan sumber daya manusia.
Baca juga: IPB buka Sekolah Kopi angkatan pertama
Menurut dia, belum lama ini telah terjadi perubahan pasar kopi nasional, permintaan kopi untuk ekspor menurun namun permintaan kopi dalam negeri justru meningkat karena pengaruh perubahan selera konsumen kopi dalam negeri.
"Selain itu, harga kopi di pasaran dunia juga turun yang juga berdampak pada naik turunnya harga kopi dalam negeri. Kondisi yang demikian tentunya juga mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan petani kopi," kata Rektor.
Oleh karena itu, menurut Rektor, bagaimana membangun sistem industri kopi yang berkelanjutan sehingga terbangun sistem bisnis yang lebih luas merupakan tanggung jawab bersama dan tentunya tidak bisa dibebankan kepada petani.
"Terdapat tantangan besar dalam membangun keberlanjutan kopi di Indonesia, terutama di bagian hulu. Kondisi hilir yang jelek dapat berdampak pada bagian hulunya," katanya.
Baca juga: Mantan Mentan gagas "Ekspedisi Kopi Nusantara"
Karena itu, bagaimana membangun sistem industri dan bisnis kopi yang berkelanjutan itu menjadi pokok bahasan yang dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) bersamaan dengan peluncuran PSKN, yang mana merupakan kelanjutan dari FGD di Instiper pada 12 Maret 2019.
"FGD tersebut bertujuan sebagai ajang curah pendapat antar stakeholder perkopian Indonesia yang terdiri dari perwakilan pemerintah, lemabaga riset, perguruan tinggi, Dewan Kopi Indonesia, serta pengamat dan penggiat kopi," katanya.
Dalam FGD yang dimoderatori Rektor Instiper tersebut dikemas dengan format acara talkshow yang menghadirkan berbagai narasumber diantaranya dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Koperasi UKM.
Kemudian dari Dewan Kopi Indonesia, Dewan Pakar Peneliti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Asosiasi Ekportir dan Industri Kopi Indonesia-AEKI, Kelompok Tani, para pengamat dan pegiat kopi di Indonesia dan Koordinator Staf Khusus Kepresidenan Teten Masduki.
Baca juga: Rembug Kopi Nusantara digelar di Smesco
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019