Jakarta (ANTARA News) - Gajah mati meninggalkan gading, dan manusia mati meninggalkan kebaikan-kebaikan yang patut dikenang, serta bisa menjadi contoh dan inspirasi manusia yang masih hidup. Salah satu hal yang masih dikenang pengusaha nasional Franciscus Welirang terhadap Presiden RI periode 1966-1998, HM Soeharto (Pak Harto), yang wafat pada Minggu (27/1) adalah kepeduliannya terhadap masyarakat sampai ke daerah terpencil, agar mendapat kecukupan pangan, terutama sumber protein. "Pak Harto dulu setiap menjelang musim hujan melepas nener di sungai," ujar Direktur PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. itu, mengenang sejumlah program yang dilakukan Pemerintah Orde Baru pimpinan Pak Harto untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Menurut Franky, sapaan akrab Franciscus Welirang, kebiasaan itu dilakukan Soehartodengan tujuan masyarakat di pedalaman yang tidak bisa melaut dan melakukan budi daya tambak bisa mendapatkan sumber protein hewan yang murah, yaitu ikan sungai. "Selama hampir 10 tahun ini tidak ada lagi program tersebut, ikan di sungai semakin berkurang, dan masyarakat di pedalaman kesulitan mendapatkan ikan," ujar Franky, yang aktif mengembangkan berbagai program penelitian untuk diversifikasi pangan. Akibat kesulitan mendapatkan ikan, kata dia, saat ini tidak jarang masyarakat pedalaman mengebom sungai untuk mendapatkan ikan secara mudah, sehingga merusak lingkungan. Salah seorang menantu pengusaha yang dekat dengan Pak Harto, Liem Sioe Liong (Soedono Salim), itu melihat banyak program Orde Baru untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pedalaman yang bisa didaur ulang untuk kepentingan ketahanan pangan nasional di tengah krisis pangan dunia saat ini. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008