"Prinsipnya tumbuh kembang harus optimal tidak hanya satu sisi tapi seluruh aspek tumbuh berkembang itu harus terstimulasi dengan baik," katanya kepada Antara usai acara diskusi "Kemitraan Dalam Upaya Melindungi Hak Anak dan Remaja" dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 IDAI, Jakarta, Rabu.
Meita yang merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung menuturkan stimulasi merupakan interaksi dua arah sementara bermain dengan gawai (gadget) hanya bersifat satu arah, sehingga tidak ada rangsangan optimal yang menyebabkan interaksi atau gerakan motorik seluruh tubuh untuk tumbuh kembang anak.
Dengan lama terpapar gawai, anak-anak mendapat stimulasi yang tidak optimal dan tidak tepat, mereka hanya fokus pada gerakan mata yang terus tertuju pada layar gawai, sehingga perkembangan motorik tidak terangsang dengan baik serta berdampak buruk pada hubungan emosi sosial. "Jangan biarkan anak main gawai sendiri," tuturnya.
Dia menekankan interaksi balita atau anak-anak dengan ibu dan orang di sekitarnya akan memberikan stimulasi positif bagi tumbuh kembang anak dan input pembelajaran yang jauh lebih positif seperti mengajak anak berdialog untuk mengenal sesuatu dari gambar.
Dia berharap para orang tua akan lebih berinteraksi aktif dengan anak-anak mereka daripada membiarkan anak-anak mereka bermain atau hanya fokus pada gawai. Apalagi, anak-anak rentan terpapar tayangan atau konten negatif yang tersebar di dunia maya yang mudah diakses dari gawai mereka.*
Baca juga: KPAI: Orang tua harus atasi kecanduan gawai
Baca juga: Baca dongeng, cara manfaatkan gawai dan jalin kedekatan dengan anak
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019