Beijing (ANTARA News) - Asisten Menteri Luar Negeri China He Yafei mewakili Pemerintah China secara resmi menyampaikan belasungkawa atas wafatnya mantan presiden Soeharto. Pernyataan belasungkawa itu disampakan melalui KBRI Beijing. "Pemerintah China secara resmi telah menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya mantan presiden Soeharto," kata Sekretaris III Bidang Sosial Budaya KBRI Beijing Arianto Surojo, di Beijing, Rabu. Ia mengatakan, kedatangan He Fei ke KBRI Beijing untuk mengucapkan belasungkawa dilakukan pada Selasa, 29 Februari 2008, selain itu terdapat sejumlah duta besar, diplomat dari beberapa negara sahabat yang sedang bertugas di Beijing. Ucapan duka cita juga mengalir dari para duta besar negara sahabat di antaranya dari Viet Nam, Kamboja, Brunei, Singapura, Laos, Thailand, Mali, Namibia, Moldova, Guinea, Kenya, Papua Nugini, Polandia, Lebanon, Lesotho, Madagaskar, Swedia, Iraq, Liberia, Bangladesh, Czech, Suriname, Kongo, Sierra Leone, Portugal dan Pakistan. Sampai dengan tanggal 29 Januari 2008, perwakilan negara sahabat lainnya yang telah hadir dan memberikan ucapan belasungkawa dan penghormatan antara lain Australia, Norwegia, Nigeria, Bahrain, Tajikistan, Sudan, Bulgaria, Palestina, Rusia, India, Myanmar, Bosnia Herzegovina, Spanyol dan Serbia. "Mantan Menteri Pertambangan dan Energi RI dan mantan Sekjen OPEC, Prof. Dr. Subroto yang sedang berobat di Beijing juga menyempatkan diri datang ke KBRI Beijing menyampaikan ucapan belasungkawa dan doa untuk mantan presiden RI tersebut," kata Arianto. Juru Bicara Kementrian Luar Negeri China Jiang Yu sebelumnya mengatakan bahwa China menilai Soeharto berjasa dalam melakukan normalisasi hubungan Indonesia dengan China yang sampai saat ini masih tetap berjalan dengan baik. "Soeharto telah memberikan kontribusi dalam perbaikan hubungan China dengan Indonesia dan kami sangat menghargai upaya itu," kata Juru Bicara Kemlu China Jiang. Menurutnya, pihaknya sangat menghargai upaya yang selama ini telah dilakukan oleh almarhum Soeharto dalam membangun normalisasi hubungan kedua negara. "Kami sangat menghargai upaya itu," katanya menambahkan. Sejak hari Senin 28 Januari-Rabu 30 Januari 2008, KBRI Beijing membuka buku duka untuk korps diplomatik dan perwakilan lembaga internasional lainnya, sementara bendera setengah tiang dikibarkan sejak hari Minggu 27 Januari sampai dengan 2 Februari 2008.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008