"Baru sekadar pencitraan semata bukan menyelesaikan masalah mendasar persoalan kota," ujar Nirwono kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), yang didesain artistik di GBK dan Bundaran Senayan dan resmi dibuka Gubernur DKI Anies Baswedan pada Februari lalu, menurut Nirwono, hanya sekedar mempercantik JPO.
Sementara, lanjut dia, kondisi JPO yang lain masih banyak yang perlu diperbaiki.
"Terutama yang dalam kondisi berbahaya, seperti tiang mau roboh, lantai berlubang, pagar berkawat," kata Nirwono.
Tidak hanya itu, Nirwono melihat, masih banyak JPO yang belum ramah disabilitas, lansia, anak-anak dan ibu hamil.
Selain merevitalisasi JPO, Pemprov DKI melalui Dinas Bina Marga saat ini sedang mengerjakan revitalisasi trotoar Jalan Cikini Raya - Kramat Raya dan Salemba Raya. Penataan kembali trotoar tersebut akan berkolaborasi dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) untuk dijadikan spot seni dan budaya.
Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua juga akan meresmikan Kali Besar Timur menjadi spot foto "Instagramable" pada 22 Juni mendatang, sebagai bagian dari program "Wajah Baru Jakarta" yang dicanangkan oleh Pemprov DKI pada ulang tahun yang ke-492 ini.
Baca juga: DKI revitalisasi 12 JPO sepanjang Sudirman-Thamrin
Baca juga: Pakar: Jakarta butuh manajer kota, bukan manajer politik
Baca juga: PR besar Anies-Sandi menurut ahli tata kota
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019