Kalau sejak 2017 sampai sekarang sudah ada 8.000 IKM yang masuk online
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian membidik 5.000 Industri Kecil Menengah (IKM) masuk pasar online tahun ini di tengah berbagai tantangan yang perlu dihadapi pelaku IKM.
“Kami sudah sosialisasi di beberapa lokasi, ketika sosialisasi banyak yang ingin, namun setelah pemilihan itu banyak yang tidak masuk kriteria,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Edy Siswanto di Jakarta, Rabu.
Menurut Edy, beberapa hal yang masih menjadi hambatan IKM untuk masuk pasar obline yakni menjaga kualitas produk dan ketersediaan produk dalam jumlah besar.
“Jadi untuk menghasilkan produk yang kualitas standarnya baik dan terus menerus ini yang menjadi masalah,” ujar Edy.
Dalam hal ini, Kemenperin memberikan berbagai bantuan berupa pelatihan, bimbingan teknis, bantuan alat dan permesinan, serta pendampingan.
Kemenperin juga mengajak entitas masyarakat dari kalangan pesantren, warga binaan hingga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial, untuk turut berkontribusi menumbuhkan IKM di Indonesia.
Menurut Edy, hingga Juni 2019, jumlah IKM yang masuk pasar daring sejak awal tahun mencapai 3.000 IKM.
Kendati demikian, Kemenperin berharap agar IKM yang berhasil memasarkan produknya secara online dapat memanfaatkan kesempatan dengan baik.
“Kalau sejak 2017 sampai sekarang sudah ada 8.000 IKM yang masuk online. Tapi kami berharap mereka bukan hanya masuk, tapi juga bisa sustain dan mengembangkan bisnisnya,” ungkap Edy.
Baca juga: Kemenperin latih 80 IKM Sultra masuk perdagangan online
Baca juga: Kemenperin antisipasi IKM gagal ke pasar online
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019