Manado (ANTARA) - Sebanyak 40 investor baik asing maupun nasional yang saat ini berminat dan akan berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Saat ini KEK Bitung mendapat perhatian yang besar dari dunia usaha. Terbukti, hingga saat ini sudah ada 40 perusahaan yang antri untuk menanamkan investasinya di lokasi bisnis tersebut," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidang) Sulut, Jenny Karouw di Manado, Rabu.
Dia menjelaskan dengan banyaknya minat dari pengusaha untuk berinvestasi di KEK Bitung, menandakan potensi yang dimilik daerah ini cukup besar.
KEK Bitung saat ini, menurut Jenny, akan lebih giat lagi dalam mempersiapkan infrastruktur maupun dalam mencari investor.
Baca juga :PresidenJokowi minta pembangunan kawasan ekonomi Bitung dipercepat
Apalagi, katanya, setelah ditandatanganinya Memorandum of Agreement (MOA) antara PT Membangun Sulut Hebat (MSH) dengan China Road and Bridge Corporation (CRBC).
Dia menjelaskan MSH merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dibentuk pemerintah provinsi Sulut yang salah satu tugasnya adalah mengelola KEK Bitung. Sementara CRBC adalah anak perusahaan China communications construction company (CCCC) yang ditunjuk pemerintah China untuk melakukan kerja sama ini.
Sebelum ini, katanya, sudah ada empat perusahaan baru yang berinvestasi di KEK Bitung. Ada di antara mereka bahkan sudah mulai melakukan pembangunan konstruksi untuk kantor dan pabrik mereka.
"Total investasi dari empat perusahaan tersebut lebih dari 3 triliun,” katanya.
KEK Bitung berlokasi di Provinsi Sulut dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014. KEK Bitung memiliki lokasi yang sangat strategis dan merupakan pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Pasifik.
Aksesibilitas tersebut didukung dengan adanya Pelabuhan Hub Internasional Bitung sebagai hub perdagangan bagi Kawasan Timur Indonesia. Berjarak 44 km dari Ibukota Manado, KEK Bitung diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan dan distribusi barang serta penunjang logistik di kawasan timur Indonesia.
Dengan total area seluas 534 ha, KEK Bitung berbasis pada keunggulan komoditas daerah Provinsi Sulawesi Utara.
Sebagai salah satu penghasil ikan terbesar di Indonesia, KEK Bitung fokus pada industri pengolahan perikanan untuk menghasilkan komoditi ekspor berkualitas internasional.
Selain perikanan, KEK Bitung juga fokus pada industri kelapa beserta produk turunannya yang memiliki pasar yang sangat luas dan diminati baik dalam skala nasional maupun internasional.
Berdasarkan potensi wilayah dan keunggulan geostrategis, KEK Bitung diharapkan mendorong hilirisasi dan mendongkrak daya saing sektor perikanan, agro, farmasi dan menarik investasi senilai Rp32 triliun hingga tahun 2025.
Baca juga : Status enam Kawasan Ekonomi Khusus segera ditentukan
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019