Beijing (ANTARA News) - Pebulutangkis putra nomor satu dunia, Lin Dan, menolak meminta maaf atas peranannya dalam perkelahian dengan pelatih tunggal Korea Selatan, Li Mao, dalam pertandingan final Super Series Korea Terbuka akhir pekan lalu. Lin Dan, yang dikalahkan pemain Korsel, Lee Hyun-il di Seoul hari Minggu, tampak melemparkan raketnya ke arah Li yang orang Cina, setelah memprotes keputusan penjaga garis yang menguntungkan Lee untuk menjadikan kedudukan match point. Pelemparan raket itu menyebabkan "perang mulut" antara Lin Dan dan Li, dan permainan dihentikan sekitar dua menit, sementara para ofisial berusaha menenangkan juara dunia, Lin Dan. Pelatih Lin Dan, Zhong Bo juga ikut campur, dengan mendorong Li, yang juga balik mendorongnya, dan para ofisial segera memisahkan mereka. Lin Dan, yang menjadi tumpuan harapan Cina untuk meraih medali emas di Olimpiade Beijing tahun ini, kemudian kalah pada set terakhir tersebut 25-23, setelah diberi kartu kuning oleh wasit dari Ceko, Mojmir Hnilica. Lin Dan menolak meminta maaf karena kehilangan kendalinya, seraya mengatakan tim Korea itu menang "secara tidak terhormat" dan Li mengejeknya setelah wasit menetapkan kedudukan match point. "Ia menyerang saya dengan kata-kata. Ia juga orang Cina. Saya tidak bisa menerima dirinya berkata semacam itu," kata The Beijing News mengutip Lin Dan. "Tim Korea menang dengan cara sangat tidak terhormat, dan saya kalah dengan cara yang sangat tidak meyenangkan. Saya tidak akan minta maaf atas masalah ini," katanya seperti dikuitp Xinhua. Li Mao, yang meninggalkan Cina tahun 1999 untuk menjadi pelatih di manca negara setelah gagal bersaing dengan pelatih nasional Cina sekarang ini, Li Yongbo, mengatakan Lin Dan "tidak sopan dan tak bermoral". Ia menambahkan bahwa tim Korea akan mengajukan keluhan kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), demikian menurut The China Daily. "Saya belum pernah melihat seorang pemain yang tidak sopan semacam itu dalam karir saya sebagai pelatih," kata surat kabar itu mengutip Li setelah pertandingan tersebut. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008