Jakarta (ANTARA) - Marta menyatakan dia mewakili kaum wanita dalam sepak bola setelah menjadi pencipta gol terbanyak dalam sejarah Piala Dunia baik putra maupun putri usai menggiring Brazil ke 16 Besar Piala Dunia Putri 2019 di Prancis dengan golnya dari titik penalti.
Pesepakbola Brazil berusia 33 tahun yang dianggap banyak kalangan sebagai pemain terbaik dalam sejarah sepak bola putri, menciptakan gol pada menit ke-74 melawan juara Grup C Italia untuk memastikan lolos ke babak berikutnya dan membuatnya total mengemas 17 gol Piala Dunia setelah Debinha dilanggar Elena Linari.
Total gol itu membuat Marta satu gol lebih banyak dari total gol yang dibuat striker Bayern Muenchen dan Lazio Miroslav Klose dalam rekor gol Piala Dunia terbanyak sepanjang masa.
Penyerang veteran itu menganggap golnya lebih dari sekadar keberhasilan pribadinya.
"Perasaannya sudah tentu menyenangkan, bukan hanya karena telah menciptakan rekor tetapi juga dapat mewakili kaum wanita dengan melakukan hal itu," kata dia seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Brasil dan Australia maju ke 16 Besar
"Dan setelah mampu mengantarkan tim saya yang utama adalah lolos ke babak selanjutnya turnamen ini."
Tapi gol Marta itu tidak mampu mengantarkan Brazil untuk finis urutan kedua Grup C karena empat gol Sam Kerr sukses membawa Australia menang 4-1 melawan Jamaika sehingga Australia melewati Brazil berkat selisih gol setelah Italia, Australia dan Brasil sama-sama mengemas enam poin.
Itu artinya Brazil kemungkinan menghadapi Prancis atau Jerman pada babak berikutnya yang akan menjadi ujian berat bagi Brazil.
"Saya kira ketika Anda bermain dalam kompetisi besar seperti Piala Dunia, Anda tidak bisa memilih lawan," kata Marta. "Kami kini memiliki momen ini, kami mesti melakukan apa yang meski kami lakukan agar momen ini berlanjut dan kemudian siapa pun yang harus kami hadapi kami harus siap."
Baca juga: China dan Spanyol ke 16 besar Piala Dunia Putri 2019
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019