Bandung (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur kawasan Bandung Utara pada Selasa siang selama tiga jam sejak pukul 13.00 WIB menyebabkan salah satu anak Sungai Cikapundung, yakni Sungai Cipaganti meluap, mengakibatkan banjir bandang merendam ratusan rumah yang berada di pinggir aliran sungai tersebut. Akibat luapan banjir setinggi leher orang dewasa selama tiga jam itu, meski tidak menelan korban jiwa manusia, namun kerugian materiil mencapai ratusan juta rupiah, karena berbagai barang elektronik dan perabotan rumah lainnya yang tidak terselamatkan rusak terkena air sungai bercampur lumpur. Luapan air sungai berwarna coklat pekat itu selain bercampur lumpur, juga membawa material sampah domestik, sampah rumah tangga hingga sampah puing-puing bangunan yang terseret. Banjir bandang selama tiga jam itu paling parah menimpa warga yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Cipaganti tepatnya di RT 03/10, RT 10/10 dan RT 10/07, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. "Di RT 03/10 terdapat 232 unit rumah yang terendam, di RT 10/10 sebanyak 13 rumah dan satu mesjid serta di RT 01/03 sejumlah 25 rumah terendam dan sekitar 10 meter kirmir sungai ambrol," kata Jeje Rumana (70) tokoh masyarakat setempat. Menurut Jeje, banjir bandang kali ini merupakan yang kedua kalinya sejak awal tahun 2008 dan paling besar, karena hingga ketinggian leher orang dewasa. "Diduga penyebabnya akibat kerusakan kawasan perbukitan Bandung Utara sebagai kawasan hulu Sungai Cipaganti tersebut," katanya. Akibat musibah tersebut belasan meter kubik material untuk pembangunan mesjid Al Hadi di RT 10/07 yang tersimpan di pinggir sungai hanyut terbawa air banjir bandang. Menurut Jeje, material tersebut berupa pasir, batu koral, besi beton. "Banjir kali ini cukup besar di bandingkan banjir beberapa waktu lalu, karena kali ini sampai menghanyutkan besi beton yang disimpan di pinggir sungai," katanya. "Nilai kerugian akibat hanyutnya material untuk pembangunan mesjid hasil iuran warga dari kencleng mesjid sejak tahun 2005 itu mencapai jutaan rupiah," katanya. Sementara itu Ketua RT 01/03, Kelurahan Hegarmanah, Sukarni mengatakan, di lingkungan RT-nya terdapat 25 rumah yang terendam banjir bandang dadakan tersebut, sehingga beberapa warga tidak ada yang sempat menyelamatkan barang berharga mereka. "Usai air bah berlalu, sejumlah warga langsung membereskan kasur, kursi, lemari dan perabotan lainnya yang sempat tergenang banjir yang menyisakan lumpur berbau busuk," katanya. Hujan besar disertai angin kencang, juga menyebabkan sejumlah pohon tumbang di kawasan Bandung Utara dan Bandung Tengah, seperti di Jalan Setiabudi, Teuku Umar, Ciumbuleuit, Cibaduyut, Jalan dan Sumatera. Bahkan di Jalan Setiabudi dilaporkan tiga unit sepeda motor sempat terseret arus banjir yang meluap hingga ke jalan raya, dan sebuah sepeda motor tertimpa pohon tumbang di Jalan Ciumbuleuit. Namun demikian tidak ada korban jiwa manusia dalam peristiwa tersebut. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008