Cirebon (ANTARA News) - Sekitar 3.000 ulama dan santri dari Ponpes Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Selasa siang, memblokade Pertigaan Palimanan dan Pintu Tol Palimanan Kanci di Pejagan. Mereka menuntut rencana lintasan dalam pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan digeser ke arah utara untuk menghindari arah lintasan yang memotong lahan milik Ponpes Babakan Ciwaringin. Massa berhasil menguasai dua lokasi strategis itu masing-masing sekitar setengah jam lebih, sementara puluhan petugas keamanan tidak mampu berbuat banyak karena kalah jumlah. Dengan menggendarai sekitar 20 truk lebih, tiga pick up, dua sedan, satu jeep dan ratusan motor, rombongan massa bergerak dari Ponpes Ciwaringin sekitar pukul 11.00 WIB menuju Pertigaan Palimanan yang sudah dijaga ketat petugas dari Polres Cirebon. Massa langsung memenuhi Pertigaan membuat arus kendaraan dari Bandung, Jakarta dan Cirebon menjadi macet total. Petugas polisi lalu mengalihkan arus kendaraan kecil ke jalan-jalan alternatif, sementara bus dan truk harus bersabar hampir setengah jam lebih. Di pertigaan itu, masa mendengarkan orasi dari KH Zamzami, salah satu pengasuh Ponpes Babakan Ciwaringan, mahasiswa dari PMII, dan Ketua Fraksi PKB Masykur Ibnu Ilyas, yang intinya menolak rencana tol yang membelah lokasi salah satu pesantren tertua di Indonesia itu. "Lingkungan Pesantren tidak hanya fisik bangunan, tetapi tatanan masyarakat juga termasuk bagian lingkungan pesantren yang tidak kami ijinkan untuk diganggu dengan adanya lintasan jalan tol itu," tegasnya. Sejumlah santri melakukan aksi teatrikal seperti menampilkan santri yang terpasung dengan rantai, dan santri yang memakai kalung uang sebagai tanda keterpasungan aspirasi santri dan adanya politik uang dari Pemerintah melalui Menteri PU Djoko Kirmanto yang memaksakan rencana jalan tol tetap membelah pesantren. Aksi sempat terhenti sekitar pukul 12.00 WIB, saat tiba waktu sholat Dhukur dan seorang santri mengumandangkan Azan. Setelah itu masa bergerak ke arah pintu Tol Kanci-Palimanan ujung sebelah Barat atau Pintu Tol Pejagan yang berjarak sekitar satu kilometer dari Pertigaan Palimanan. Petugas tidak menyangka massa bergerak ke arah itu, sehingga ratusan motor pengunjuk rasa dengan leluasa memasuki jalan tol dan menghadang laju kendaraan yang akan masuk tol dan keluar tol. Aksi blokade jalan itu membuat antrian kendaraan yang akan masuk tertahan sampai satu kilometer dan kendaraan yang keluar juga tertahap sampai satu kilometer. Orasi kembali digelar sejumlah santri, ulama dan seorang anggota DPRD Kabupaten Cirebon Andi Wiyono yang juga mendukung aksi menolak lintasan jalan tol tersebut. Manuver Seorang karyawan PT Jasa Marga Cabang Cirebon Zakaria membuat manuver dengan berjanji akan meneruskan apirasi mereka ke Menteri PU. Zakaria Staf bagian Binas Lingkungan itu kemudian membuat surat aspirasi masyarakat yang ditandatanganinya dan dibacakan dihadapan massa. Sekitar pukul 13.00 WIB, massa kemudian meninggalkan jalan tol dan bergerak kembali ke Ponpes Babakan Ciwaringin. Sementara Senin malam kemarin, Ketua Tim Pembebasan Tanah Tol Cikopo-Palimanan Eten Roseli di Cirebon, mengatakan, sejumlah ulama pengasuh Ponpes Babakan Ciwaringin sudah menyatakan dukungan atas pembangunan jalan tol tersebut. "Persetujuan itu tertuang dalam kesepakatan bersama antara Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto dan sembilan pengasuh pondok pesantren babakan Ciwaringin, tanggal 18 Januari 2008 lalu. Tetapi kami tetap membuka pintu dialog bagi mereka yang masih menolak," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008