Posisi Indonesia yang berada dalam kawasan perairan segitiga terumbu karang yang juga melintasi Malaysia dan Filipina, kaya akan potensi wisata bahari seperti destinasi untuk diving atau diving spot.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata ingin mengembangkan sektor pariwisata bahari Indonesia sebagai dua destinasi atau "dual destinations" dengan destinasi wisata bahari di negara-negara ASEAN.
"Saya melihat potensinya bahwa kita memiliki produk yang ke depan bukan hanya bersifat bilateral, saya pikir ke depan kita bisa memiliki dua destinasi atau dual destination misalnya Filipina-Indonesia. Kaitannya dengan wisata bahari karena Filipina juga kuat di sektor ini seperti wisata diving dan snorkeling, mengingat mereka juga negara kepulauan," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Rizki menjelaskan bahwa posisi Indonesia yang berada dalam kawasan perairan segitiga terumbu karang yang juga melintasi Malaysia dan Filipina, kaya akan potensi wisata bahari seperti destinasi untuk diving atau diving spot.
"Sebenarnya dual destinations ini dibahas dalam tingkat business to business, mungkin ke depannya kita ingin bahas di tingkat antar pemerintahnya karena ujung-ujungnya kita perlu infrastruktur, aksesibilitas dan konektivitas," katanya.
Deputi itu juga menambahkan bahwa dual destinations pernah dibahas dalam forum ASEAN misalnya Indonesia-Singapore atau Indonesia-Malaysia atau three destinations dengan Filipina.
"Kalau saya melihat ini bisa diwujudkan misalkan Manila-Manado atau Davao-Manado yang secara geografis lebih dekat. Sekarang siapa marketnya? Marketnya adalah wisatawan yang hobi diving," ujar Rizki.
Menurut dia, wisata diving merupakan wisata yang bersifat "special interest tourism" dimana kalau turis sudah pernah diving di satu destinasi maka mereka ingin mencoba untuk diving di destinasi wisata lainnya.
"Beberapa operator tur kita sudah mulai diskusi, sebetulnya yang memang kita dorong adalah operator tur. Kita sebagai pemerintah berperan untuk memfasilitasi penerbangan atau akses di mana Kemenpar memiliki program kerja sama dengan maskapai, kami membantu mempromosikan destinasi wisata Indonesia misalnya Philippine Airlines ingin membuka rute Manila-Manado, kami berupaya mempromosikan Manado karena kita butuh wisatawan sedangkan maskapai membutuhkan penumpang. Dengan demikian kita dengan maskapai sejalan," tuturnya.
Berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan Filipina yang berkunjung ke Indonesia sepanjang tahun 2018 mencapai 217.644 orang. Sedangkan menurut data dari Department of Tourism Filipina, jumlah wisatawan Indonesia yang mengunjungi Filipina pada 2018 mencapai 76.651 orang.
Baca juga: Indonesia diarahkan jadi destinasi wisata mancing dunia
Baca juga: Indonesia tunjukkan keunggulan wisata bahari di Jerman
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019