Jakarta (ANTARA) - Brand ambassador ajang lari tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah Borobudur Marathon 2019, Sigi Wimala, memberi tips dan trik untuk para pelari yang akan mengikuti acara tersebut pada empat bulan mendatang itu.
Menurutnya, kompetisi marathon sekelas Borobudur Marathon ini tidak bisa sembarangan, apalagi untuk pemula. Banyak persiapan yang harus dilakukan dan berbagai persiapan itu sebenarnya tidak susah untuk diterapkan bahkan di kehidupan sehari-hari.
Tips utama yang harus diingat oleh para pemula adalah menyadari kemampuan diri sendiri. Sigi mengatakan bahwa hal tersebut sering tidak dipedulikan oleh pelari pemula. Padahal jika hal tersebut diabaikan akan membahayakan tubuh sendiri.
“Kita harus lari marathon pintar. Jika tubuh kita tidak fit jangan dipaksain. Kita merasa ada sesuatu yang sedang tidak biasa di tubuh kita, sebaiknya diperiksakan dulu ke dokter karena akan berakibat cedera,” katanya saat ditemui pada acara konferensi pers Borobudur Marathon 2019 di Hard Rock Cafe, Jakarta, Selasa.
Sigi berpendapat bahwa banyak pelari pemula yang ikut ajang kompetisi seperti ini hanya karena gengsi, ego, atau demi konten semata. Oleh karena itu, peserta harus memahami kapasitas tubuh masing-masing dan jangan terlalu memaksakan diri jika memang belum kuat.
“Jangan terlalu memforsir diri kita, seperti melihat orang ikut full marathon atau half marathon lalu kita gengsi terus ikut-ikutan. Padahal tubuh kita sendiri masih belum mampu dan sekuat itu untuk melakukannya,” ujarnya.
Selain lari, sigi mengatakan bahwa menjaga kekuatan, stabilitas, dan kelenturan pada tubuh juga sangat diperlukan yaitu dengan melakukan olahraga lain sebagai pendukung.
Selain itu, peserta juga dapat berlatih lari pada pagi hari ketika berangkat ke kantor. Sigi mengatakan bahwa lari pada Borobudur Marathon akan dimulai pada dini hari sehingga sebaiknya peserta bisa melatih hal tersebut sejak sekarang
“Bangun pagi latihan, ke kantor lari saja sekalian latihan. Percaya deh di kantor enggak akan mengantuk karena akan lebih berenergi di mana dari metabolisme tubuh kita lebih lancar,” jelasnya.
Bagi Sigi, tidak ada spesifikasi khusus untuk pemilihan sepatu maupun pakaian yang akan digunakan ketika lari karena yang terpenting adalah cara peserta dalam menjaga pola makan. Menurutnya, para peserta bisa bebas memakan makanan berkarbohidrat karena itu menjadi salah satu sumber energi ketika berlari.
“Dari pada buang-buang uang karena selalu boros dalam bergaya, lebih baik kalau bisa membentuk gaya hidup yang lebih sehat dengan memilih makanan yang lebih sehat dan training yang benar,” ujarnya.
Aktris yang menargetkan bisa finis di bawah satu jam pada nomor 10K di ajang Borobudur Marathon 2019 tersebut juga memberikan semangat bagi para peserta agar bisa lebih santai saat berkompetisi pada November Mendatang. Menurutnya, masyarakat Magelang yang turut menyemangati para peserta di sepanjang jalan akan memberi kesan tersendiri bagi pelari.
“Sepanjang jalan itu banyak warga Magelang yang nyorakin terus kita dikasih makanan, buah dari kebunnya, minuman, tahu goreng. Simpel tapi menunjukkan bahwa mereka support kita dan itu yang membuat Borobudur Marathon menjadi unik dan heart felt lah,” ujarnya.
Baca juga: Borobudur Marathon diharapkan dapat masuk World Marathon Majors
Baca juga: Calon peserta Borobudur Marathon 2019 diumumkan besok
Baca juga: Ganjar Pranowo undang orang-orang bahagia ikuti Borobudur Marathon
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019