Penyediaan infrastruktur LNG dibarengi juga dengan impor LNG ke negeri lumbung padi itu karena Filipina belum memiliki alat mengubah gas alam menjadi LNG atau dikenal sebagai terminal regasifikasi.
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menginvestasikan infrastruktur penggunaan gas alam cair atau lebih dikenal dengan LNG (Liquid Natural Gas) untuk digunakan di Filipina pada 2024.
"Ini merupakan inisiasi awal, jadi kami melihat Filipina sebagai negara potensial untuk pengembangan LNG," kata Manajer LNG Global Ventures Imam Mul Akhyar di Jakarta, Selasa.
Imam mengatakan penyediaan infrastruktur LNG dibarengi juga dengan impor LNG ke negeri lumbung padi itu karena Filipina belum memiliki alat mengubah gas alam menjadi LNG atau dikenal sebagai terminal regasifikasi.
Kapasitas yang dibutuhkan untuk terminal regasifikasi sebesar 5 MTPA. Bentuk kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan Filipina berupa konsorsium.
Imam menjelaskan hingga saat ini PT Pertamina masih mendalami aspek legal, komersial, dan finansial dari kerjasama infrastruktur dengan Filipina.
"Jadi kami bangun bareng-bareng (dengan penyedia jasa LNG), nanti Pertamina punya persentase beberapa persen. Setelah itu ya kami jalankan bisnisnya," kata Imam.
Hingga saat ini besarnya investasi akan disesuaikan dengan kepemilikan saham Pertamina dalam konsorsium dengan pemain LNG Filipina.
Baca juga: Pertamina dan Aramco sepakat lanjutkan kerja sama Kilang Cilacap
Baca juga: Pertamina produksi BBM ramah lingkungan
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019