New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Ban Ki-moon dan Pemerintah Amerika Serikat pada Senin menyampaikan pernyataan duka cita bagi Indonesia atas wafatnya mantan presiden Soeharto.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Markas Besar PBB di New York, Ban Ki-moon mengatakan,"Kepemimpinan Presiden Soeharto di Indonesia selama 32 tahun merupakan masa yang penting, baik bagi sejarah negara itu sendiri maupun pada masa Indonesia menjalankan peranan penting di percaturan internasional".
Ban sendiri saat ini sedang melakukan kunjungan kerja ke Eropa dan kemudian ke Afrika.
Sementara itu, di Washington D.C., pemerintah AS yang diwakili Deputy Asisstant US Secretary-Departement Luar Negeri AS, Scott Marshall, mendatangi Kedutaan Besar RI untuk menyampaikan belasungkawa.
"Atas nama Amerika Serikat, Departemen Luar Negeri AS, dan rakyat AS, kami turut berduka cita atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto. Ungkapan duka cita ini kami tujukan kepada rakyat Indonesia, teman baik kami," katanya.."
Hingga Senin petang, sudah 11 duta besar dan kuasa usaha yang mendatangi KBRI mewakili negara masing-masing untuk mengisi buku duka cita yang disediakan kedutaan, yaitu Eritrea, Hongaria, Malaysia, Kamboja, Singapura, Qatar, Filipina, Laos, Kuwait, Afghanistan dan Ghana.
Sementara itu di Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York, tercatat 16 duta besar negara-negara untuk PBB dan pihak protokol PBB yang telah mengisi buku duka.
Buku tersebut disediakan di gedung PTRI selama tujuh hari berturut-turut terhitung mulai hari Senin.
Negara-negara yang tercatat telah mengisi buku tersebut adalah Australia, Singapura, Afrika Selatan, Vietnam, Malaysia, Yaman, Arab Saudi, Filipina, Belarusia, Ukraina, Zimbabwe, Myanmar, Laos, Bangladesh dan Thailand, dan Selandia Baru.
Bagi negara-negara ASEAN, Soeharto dipandang sebagai pemimpin kawasan yang berpengaruh.
Dubes Singapura Vanu Gupala Menon, misalnya, menulis "Pak Soeharto adalah negarawan dan salah satu pemimpin besar Asia. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami kemajuan yang luar biasa. Ia tidak hanya sebagai pendiri ASEAN, tapi juga telah memainkan pernanan kunci untuk memastikan ASEAN terus menjadi organisasi yang efektif.
Sebagai hasilnya, ia telah membantu menciptakan lingkungan kawasan yang stabil bagi kemajuan dan kesejahteraan di Asia Tenggara. Pak Soeharto akan selalu dikenang dengan sepenuh hati dan dihormati oleh kami semua di Singapura dan di Asia Tenggara."
Selain mengucapkan belasungkawa, Duta Besar Malaysia untuk PBB Dato Hamidon Ali menyebut wafatnya Soeharto sebagai "Wafatnya seorang negarawan dan pemimpin, tidak hanya Indonesia tetapi juga ASEAN".
Tetangga Indonesia, Australia, seperti yang ditulis Dubes Robert Hill, mengakui Soeharto sebagai sosok yang telah memberikan banyak sumbangan positif bagi Indonesia dan rakyat Indonesia.
Afrika Selatan, yang saat ini bersama-sama Indonesia sedang menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, melihat Soeharto sebagai teman yang bersejarah.
"Presiden Soeharto adalah teman baik Afrika Selatan dan pendukung perjuangan kami untuk kebebasan. Kami tidak akan melupakan itu," demikian seperti ditulis Dubes Afsel untuk PBB.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008