Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Selatan yang diterima di Kendari, Selasa, menyebutkan kerugian tersebut meliputi tanaman padi yang mengalami puso atau gagal panen sebanyak 1.059 hektare yang ditaksir senilai Rp17.004.750.000, yang berada pada 29 desa yang tersebar di delapan kecamatan.
Kemudian tanaman jagung yang mengalami puso atau gagal panen sebanyak 49 hektare yang ditaksir mencapai Rp857.500.000 yang berada di tiga desa dalam satu kecamatan, serta perikanan tambak sebanyak 65 hektare yang ditaksir Rp1,5 miliar.
Sementara itu untuk sektor infrastruktur dan dampak sosial masih dalam tahap asesmen instansi teknis terkait.
Sedangkan rumah yang terendam banjir sebanyak 199 unit yang tersebar di 10 desa dan delapan kecamatan, yaitu Desa Awunia Kecamatan Kolono (22 rumah), Desa Lawoila Kecamatan Konda (12 rumah), Desa Ambesea Kecamatan Laeya (delapan rumah), Desa Tetenggabo Kecamatan Sabulakoa (18 rumah), Desa Laikandonga, Desa Boro Boro, dan Desa Tanduno Kecamatan Ranumeeto Barat (74 rumah).
Kemudian Desa Kaindi Kecamatan Lainea (lima rumah), Desa Pusanggula Kecamnatan Angata (enam rumah) serta Desa Lamokulo Kecamatan Moramo Utara (54 rumah).
Pada 26 Mei 2019 terjadi banjir di Desa Awunia Kecamatan Kolono dan Desa Lamokulo Kecamatan Moramo Utara. Kemudian pada 9 Juni terjadi banjir di Desa Laikandonga, Desa Tunduno, Desa Boro Boro L Kecamatan Ranumeeto Barat akibat meluapnya SungaiKonawe Eha.
Selanjutnya banjir juga terjadi Kecamatan Palangga Selatan, Kecamatan Sabulakoa, Kecamatan Laeya, Kecamatan Konda, dan Kecamatan Andoolo Barat, dengan warga yang terdampak banjir sebanyak 1.059 kepala keluarga yang terdiri dari 5.245 jiwa, sedangkan yang mengungsi sebanyak 199 kepala keluarga yang terdiri dari 995 jiwa.
Baca juga: Pengungsi banjir Konawe Utara bertambah jadi 8.515 orang
Baca juga: Kementerian PUPR lakukan tanggap darurat banjir di Sultra
Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019