Brisbane (ANTARA News) - Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) di Canberra dan Sydney pada Senin malam menggelar shalat gaib, tahlilan dan doa bersama lintas agama untuk mantan Presiden Soeharto (Pak Harto) yang wafat hari Minggu (27/1) dan dikebumikan Senin di pemakaman keluarga Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng). Di Canberra, acara tahlilan, shalat ghaib dan doa bersama lintas agama berlangsung di Balai Kartini dihadiri sekitar seratus orang, termasuk Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, dan istri. Juru Bicara KBRI Canberra, Dino Kusnadi, mengatakan bahwa prosesi acara doa khusus untuk Pak Harto itu diawali dengan shalat magrib dan shalat ghaib dipimpin oleh Ahmad Indra Rubyanto, serta pembacaan surat yasin oleh Slamat Mulyono. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan bergabungnya kalangan tokoh masyarakat dan agama Kristen dan Katolik yang ada di Canberra untuk pemanjatan doa bersama lintas agama bagi Presiden Kedua RI yang wafat dalam usia 87 tahun itu. Dino Kusnadi mengatakan, dalam doa bersama itu, Ahmad Indra Rubyanto mewakili kalangan Muslim, sedangkan kalangan Kristen Protestan diwakili Lintje Pellu dan kalangan Katolik diwakili Jack Matsay. Dubes Thayeb dalam sambutan singkatnya menyampaikan terima kasih kepada warga masyarakat Indonesia yang ikut memanjatkan doa bagi Soeharto selaku mantan pemimpin bangsa. Pemerintah, katanya, telah menetapkan hari berkabung selama sepekan. Sementara itu, sekitar seratus warga Muslim Indonesia di Sydney juga berkumpul di aula Konsulat Jenderal RI di kota itu untuk menggelar tahlilan bagi Pak Harto. Acara tahlilan itu dipimpin tokoh Muslim Indonesia di Australia, Amin Hadi, kata Konsul Bidang Kekonsuleran Konsulat Jenderal RI (KJRI) Sydney, Edi Wardoyo. "Besok, selain kita mulai membuka buku duka dari pukul 10.00 hingga 15.00 waktu Sydney, diselenggarakan pula acara doa bersama dari kalangan non Muslim mengingat Pak Harto adalah milik bangsa," katanya menambahkan. Selama sepekan hari berkabung, di seluruh kantor perwakilan dan wisma Indonesia yang ada di Australia, dilakukan pengibaran bendera setengah tiang hingga 2 Februari, serta pembukaan buku duka bagi warga masyarakat yang ingin menyampaikan belasungkawa. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008