Jakarta (ANTARA News) - PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) memesan 10 unit pesawat C212-400 kepada PT Dirgantara Indonesia (DI) dan akan dikerjakan dengan dana pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta Bank Negara Indonesia (BNI). Nota kesepahaman pengadaan pesawat itu ditandatangani di Jakarta, Senin, oleh Direktur PT DI, Budi Santoso, Direktur PT MNA, Hotasi Nababan, dan disaksikan oleh Menteri Negara BUMN, Sofyan A. Djalil. Pada kesempatan itu, Sofyan A. Djalil, mengharapkan PT DI mampu bersaing di pasar dalam maupun luar negeri, terutama setelah ada suntikan permodalan. "Basis utama sebuah perusahaan adalah disiplin dan saya berharap PT DI akan bisa bersaing pada pasar dalam negeri bahkan dapat bersaing di luar negeri," katanya. PT MNA memesan 10 pesawat C212-400 untuk melayani rute penerbangan di wilayah Indonesia Timur terutama Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan. Fasilitas pembiayaan dilakukan melalui pendanaan non-cash loan dari BNI dan BRI masing-masing sebesar 100 juta dolar AS. Direktur Utama PT DI, Budi Santoso mengatakan belum mendapatkan harga pesawat per unit dikarenakan seluruh fasilitas produksi pesaat akan dipindahkan dari San Paulo Spanyol ke Bandung. Pesawat C212-400 merupakan pesawat CASA 212 versi terbaru rancangan Industri Pesawat Terbang EADS-CASA Spanyol. Untuk merealisasikan pesanan tersebut, sesuai perjanjian PT DI dengan EADS-CASA, maka seluruh fasilitas produksi pesawat terbang CASA 212 akan dipindahkan dari San Pablo ke Spanyol ke kawasan produksi PT DI di Bandung. "Dengan pemindahan seluruh fasilitas produksi ini maka semua pesanan pesawat C212-400 dari seluruh dunia baik melalui EADS-CASA maupun PT DI akan dibuat dan dikirim dari Bandung," kata Budi Santoso. Pada kesempatan yang sama, disaksikan oleh Meneg BUMN, PT DI menandatangani perjanjian fasilitas pembiayaan "non-cash loan" senilai total 100 juta dolar AS dengan BRI dan BNI masing-masing sebesar 50 juta dolar AS. Nota kesepahaman untuk pendanaan "cash-loan" ditandatangani oleh Dirut PT DI, Budi Santoso, Dirut BRI, Sofyan Basir, dan Dirut BNI, Sigit Pramono.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008