Ia optimistis terhadap target yang tinggi harus tetap terjaga meskipun dia tergolong atlet muda.
“Pasti setiap ada pertandingan inginnya dapat medali emas,” katanya saat ditemui di Elite Club Epicentrum, Jakarta, Senin.
Atlet tenis yang kini berusia 22 tahun tersebut mengatakan bahwa lawan mainnya di SEA ames mendatang dirasa sudah matang dan profesional, terutama pemain tenis dari Jepang dan Thailand yang merupakan saingan terberatnya.
“Mereka bagus-bagus dan dari segi ranking mereka jauh di atas, terus mereka pasti lebih banyak pengalamannya,” katanya.
Deria mengatakan untuk memperisiapkan SEA Games 2019, ia berlatih cukup keras mulai dari melatih secara teknik, fisik, mental, serta pola makan.
Untuk latihan fisik, ia telah mengikuti program pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang dimulai sejak 20 Mei 2019 setiap Senin hingga Jumat. Latihan tersebut dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pagi mulai pukul 09.30-12.00 WIB dan sesi sore mulai pukul 15.30-18.00 WIB.
“Persiapannya sudah mulai ya dari 20 Mei, kalau dari segi makanan dan lain-lain kan sudah disediakan jadi kita tinggal ikutin saja,” ujarnya.
Selain itu, sebagai pemain tenis tunggal putri yang masih muda, perempuan kelahiran Grobogan, Jawa Tengah tersebut merasa harus semakin keras dalam melakukan persiapan sehingga bisa turut serta berkontribusi untuk mengharumkan nama Indonesia dengan menyumbangkan kemenangan melalui medali emas tersebut.
“Inikan individual jadi palingan mereka (lawan Deria di Sea Games 2019) masing-masing punya trik dan rencana sendiri-sendiri, jadi ya mempersiapkan semaksimal mungkin,” kata Deria.
Lebih lanjut, Deria juga menitipkan harapan untuk cabang olahraga tenis di Indonesia agar bisa lebih dikenal bagi masyarakat dan akan lebih banyak bibit-bibit pemain baru yang lebih muda.
Baca juga: Deria ingin ikuti langkah Yayuk Basuki
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019