Atalia Praratya datang tepat pada saat pintu pendaftaran dibuka atau pukul 08:00 WIB dan meski mendapat nomor antrean 197.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena animo tinggi masyarakat untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah yang diinginkan. “Enggak apa-apa demi anak, mah. Memang kata Kang Emil, tugas sebagai ibu mengutamakan keluarga. Kalau Zahra (sapaan akrab Camillia) mah nomor satu,” kata Atalia Praratya kepada wartawan saat menanti nomor 197 dipanggil ke ruang pendaftaran.
Atalia Praratya sendiri enggan menggunakan status isteri orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat untuk mendapatkan keistimewaan dalam PPDB kali ini. Dia berkukuh menjalankan PPDB sesuai regulasi dan prosedur yang berlaku.
“Jadi, yang penting kita lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Saya pun dari semenjak dulu, Kang Emil (Ridwan Kamil) ini sangat saklek sekali kalau urusan aturan. Sehingga, apapun yang diberlakukan kepada masyakarat, berlaku untuk kami,” katanya.
Oleh karena itu, Atalia Praratya sudah menyiapkan rencana apabila sang putri tidak diterima di sekolah yang diinginkan, maka salah satu solusinya memilih sekolah swasta yang dituju. Terlebih, lanjut dia, anak akan menemukan jalannya sendiri menuju kesuksesan.
“Ibu dan bapak tak perlu khawatir karena sesungguhnya semua sudah ada yang mengatur bahwa anak-anak kita, apapun prosesnya, mereka akan menuju kepada keberhasilannya sendiri. Tak perlu menggunakan segala macam cara, normal-normal saja,” ucapnya. Zahra berharap masuk sekolah tersebut dan tidak terbebani apabila harus bersekolah di tempat lain.
"Apalagi, rata-rata nilai Ujian Nasional 2019 tergolong besar. Hal itu bahkan sempat mengikis kepercayaan dirinya. Karena tahun ini rata-rata besar banget. Dan nilai yang lebih besar di atas aku banyak. Jadi, optimistisnya enggak terlalu tinggi. Soalnya, masih banyak yang lebih besar dari aku juga. Enggak apa-apa, sih, karena memang enggak jodoh, enggak masalah,” ucap Zahra.
Humas SMA Negeri 3 Bandung Sapto Laksono mengapresiasi apa yang dilakukan Atalia Praratya dan Zahra. Menurutnya, apa yang dilakukan isteri Gubernur Jawa Barat itu merupakan teladan bagi masyarakat Jawa Barat.
“Satu hikmah bahwa seorang petinggi saja bisa mengikuti prosedur yang ada, menunjukkan sebagai warga negara yang baik yang senantiasa loyal pada aturan. Siapapun sama. Dan dibuktikan bukan nomor 1, tapi nomor urut 197,” kata Sapto.*
Baca juga: 200 UKM meriahkan Bazar Ramadhan Berkah di Gedung Sate
Baca juga: Pemprov gelar "buka on the street" serentak di Jabar
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019