Dubai (ANTARA News) - Sebuah kelompok di Irak yang terkait dengan Al-Qaeda mengeluarkan rekaman video Internet, Minggu, yang menunjukkan dua polisi sedang menyesali perbuatan mereka pada masa lalu dan menyerahkan senjata mereka kepada gerilyawan. Video itu dan sebuah pernyataan yang mengatakan polisi-polisi itu "kembali ke barisan Islam" tampaknya menunjukkan perubahan taktik propaganda kelompok Negara Islam di Irak. Rekaman-rekaman video sebelumnya kelompok itu seringkali menunjukkan aparat-aparat pemerintah yang ditangkap dan prajurit-prajurit yang ditembak mati setelah mereka mengaku bersalah atas tindakan-tindakan mereka. Video terakhir itu menunjukkan dua orang yang tersenyum dan tidak ada gerilyawan bersenjata terlihat di dekat mereka seperti pada video-video sebelumnya. Kelompok itu tidak mengatakan apakah orang-orang itu ditangkap atau membelot atau bagaimana nasib mereka. "Saya menolak kepolisian Irak, yang menjadi alat di tangan... pasukan salib dan kafir," kata seorang pria yang mengenakan jubah tradisional Arab yang mengidentifikasi dirinya sebagai Kolonel Ayad Ismail Muhaymid, dan mengatakan bahwa ia menjabat sebagai deputi kepala kepolisian di provinsi Diyala. "Tindakan yang dilakukan terhadap saudara-saudara kami di penjara Kementerian Dalam Negeri tidak bisa diterima oleh Tuhan dan kemanusiaan," kata seorang pria satunya yang mengaku sebagai Mayor Hameed Hadi Hameed. Video itu, yang menunjukkan kartu-kartu identitas kepolisian orang-orang itu, dipasang di sebuah situs berita utama yang biasanya digunakan oleh Al-Qaeda dan kelompok-kelompok gerilya yang lain. Meski sayap Al-Qaeda Irak tetap menjadi pelopor dari kelompok-kelompok gerilya yang memerangi pasukan AS dan pemerintah Irak yang dipimpin orang Syiah, pejuang-pejuang mereka menghadapi perlawanan yang meningkat di daerah-daerah Sunni Irak dimana mereka beroperasi. Peningkatan jumlah pasukan AS, semakin efisiennya pasukan keamanan Irak dan patroli-patroli di wilayah Sunni telah berhasil menurunkan tingkat kekerasaan dan jumlah kematian sipil dan prajurit AS dalam beberapa bulan terakhir ini. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008