Yogyakarta (ANTARA News) - Ratusan warga Dusun Kemusuk, Argomulyo, Kabupaten Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tempat kelahiran almarhum mantan Presiden Soeharto, Minggu malam, menggelar tahlilan guna mendoakan arwah almarhum. Kegiatan tahlilan tersebut digelar di rumah almarhum Noto Suwito, adik dari mantan Presiden RI yang kedua itu, seusai diadakan sholat ghaib setelah salat Isyak. Doa dan tahlilan yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB,dipimpin oleh Imam Masjid Basyirotul Muslimat, Kemusuk, H Dasiman untuk mengirimkan doa kepada arwah Pak Harto yang meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Minggu pukul 13.10 WIB. Imam Masjid "Basyirotul Muslimat" Kemusuk, H Dasiman mengatakan bahwa gelar tahilan dan doa bersama dimaksudkan mendoakan arwah almarhum Pak Harto agar diampuni segala kesalahan dan dimudahkan jalannya untuk kembali ke Sang Pencipta. Seluruh warga dusun Kemusuk, tempat Pak Harto dilahirkan menganggap almarhum sebagai sosok orang baik dan sederhana, yang menjadi kebanggaan seluruh warga dusun ini, karena beliau berhasil menjadi pemimpin bangsa selama 32 tahun. "Kami memohon dengan tahlil dan doa bersama maka arwah Pak Harto dapat diterima di sisi Allah SWT,"katanya. Sementara itu, Aryo Winoto, anak almarhum Noto Suwito, salah seorang adik Pak Harto, mengatakan keluarga besar almarhum Pak Harto di Kemusuk, merencanakan menggelar tahlil dan doa bersama selama tujuh malam berturut-turut mulai Minggu malam, guna mendoakan arwah almarhum. "Kami mewakili keluarga besar almarhum Pak Harto yang ada di Yogyakarta, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada masyarakat di daerah ini yang sudah mendoakan almarhum sejak beliau sakit. Semoga amal baik mereka memperoleh imbalan Allah SWT. Kami juga memohonkan maaf jika ada kesalahan almarhum semasa hidupnnya dan kami mengharapkan masyarakat bersedia memaafkannya," katanya. Ia mengatakan, Minggu malam ini keluarga di Kemusuk berangkat ke Solo tapi belum mengetahui apakah akan langsung menuju ke Dalem Kalitan. "Kami sekeluarga datang ke Solo menggunakan empat unit mobil," katanya. Sementara itu, warga Dusun Kemusuk, Suharno mengatakan sebagai warga Kemusuk,tempat lahirnya Pak Harto mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya mantan Presiden RI ini. "Kami mendoakan almarhum Pak Harto bisa diterima di sisi Allah SWT. Pak Harto sebagai putera kelahiran Dusun Kemusuk, menjadi kebanggan bagi setiap warga Kemusuk karena berhasil memimpin bangsa ini selama 32 tahun,"katanya. Selama memimpin tentunya almarhum Pak Harto memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal itu sangat manusiawi, namun yang jelas Pak Harto merupakan kebanggaan warga Kemusuk karena beliau lahir di dusun ini, tambahnya. Sampai malam hari, warga di sepanjang jalan Wates dan jalan di dusuk Kemusuk, warga secara bergotong-royong atau sendiri-sendiri memasang bendera Merah-Putih setengah tiang.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008