Ambon (ANTARA) - Sebagian besar petani yang menjual cengkih di lokasi transaksi jual beli di sejumlah lokasi transaksi kembali mengeluh akibat harga yang dipatok para pembeli di Kota Ambon terus bergerak turun hingga mencapai Rp77.000/Kg.
"Tidak mengeluh bagaimana, harga cengkih dalam kurun waktu tiga minggu saja sudah terjadi perubahan harga turun lagi dari Rp79.000 menjadi Rp77.000/Kg," kata Jorgen, petani asal Pulau Seram yang ditemui seusai menjual 10 Kg cengkih hasil panen tahun lalu di lokasi transaksi kawasan Rijoli, Kelurahan Batu gajah, Senin.
Ia menyatakan awal bulan Mei harga cengkih masih bagus yakni Rp85.000/Kg, kemudian bertahan hingga akhir bulan sebelum turun menjadi Rp82.000, dan pada awal Juni turun lagi menjadi Rp79.000, dan sekarang turun menjadi Rp77.000/Kg.
Evi, pembeli yang sehari-hari melakukan transaksi di toko miliknya di kawasan Rijoli, Kelurahan Batu gajah, ketika dikonfirmasi mengakui perkembangan harga cengkih seperti itu.
"Kami selalu memantau harga di Surabaya sebagai pasar utama, sebab hasil pembelian cengkih maupun komoditi hasil perkebunan asal Maluku lainnya yang kami beli di Ambon dijual lagi ke Surabaya sebagai pasar utama," ujarnya.
Perubahan harga di pasar utama Surabaya berpengaruh di Ambon.
Selain itu, sekarang ini ada beberapa daerah yang sementara panen cengkih, berbeda dengan di Ambon dan Maluku pada umumnya yang baru mulai bermunculan di tangkainya.
"Kalau harga komoditi yang lain seperti fuli pala (pembungkus biji pala) sekarang ini masih lumayan yakni Rp185.000, sedangkan biji pala masih tetap Rp65.000/Kg," ujarnya.
Harga coklat juga masih bagus, sekarang ini dipatok Rp28.000/Kg, kemudian kopra masih tetap bertahan Rp4.000/Kg.
Baca juga: Petani keluhkan anjloknya harga cengkih di Sabang
Baca juga: Harga cengkih turun, daun dan batang pun ikut dijual
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019