Jakarta (ANTARA) - Discount Rate atau Internal rate of return (IRR) dari INPEX Masela masih menunggu dari keputusan akhir investasi atau Final Investment Decision (FID) terkait keekonomian proyek.
"Pada tahap sekarang, masih banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan sebelum memasuki Final Investment Decision (FID), jadi kami belum bisa berkomentar tentang keekonomian proyek," kata Senior Specialist Media Relation INPEX Masela, Ltd. Moch Nunung Kurniawan melalui pesan tertulis kepada Antara di Jakarta, Senin.
Sebelumnya diberitakan bahwa IRR dalam pengembangan lapangan gas Blok Masela adalah 15 persen. Namun, Inpex masih bisa belum komentar mengenai kepastian angka tersebut.
Terkait nilai investasi yang diinformasikan sebelumnya sebesar 18 - 20 miliar dolar AS, Nunung juga belum bisa berkomentar lebih jauh lagi. "Mengenai nilai investasi, kami mengetahui berita tersebut, namun kami tidak bisa berkomentar tentang hal ini.
Yang pasti kami, melalui Pre-FEED, telah menghitung cost estimate (estimasi biaya) dan menggunakannya sebagai dasar untuk membuat revisi POD," jelasnya.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Inpex Corporation menandatangani “Head of Agreement” (HOA) pengembangan lapangan hulu migas Masela di di Kepulauan Tanimbar, Maluku.
HOA ditandatangani antara Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan President Direktur Inpex Indonesia Shunichiro Sugaya, disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Hiroshige Seko, dan CEO dan Presiden Direktur Inpex Corporation Takayuki Ueda,
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan penandatanganan HOA menjadi titik penting bagi investasi hulu migas di Indonesia, khususnya di laut dalam Indonesia bagian timur.
Dengan pengembangan lapangan Masela, kata dia, diharapkan akan segera masuk investasi luar negeri yang besar, dan dapat memberikan pengaruh positif bagi investasi aaing langsung (Foreign Direct Investment) di Indonesia, serta terciptanya multiplier effect bagi industri pendukung dan turunan di dalam negeri dalam rangka mendukung perekonomian nasional.
"Ke depannya di harapkan iklim investasi di Indonesia akan semakin baik dan semakin kompetitif," kata Dwi.
Pengembangan hulu migas di Masela, lanjut dia, diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun atau sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd gas pipa, dengan target onstream pada tahun 2027.
Baca juga: Pemerintah-Inpex sepakati kembangkan Blok Masela
Baca juga: SKK Migas dan Inpex tandatangani "Head of Agreement" Blok Masela
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019