Palangka Raya (ANTARA News) - Jenazah copilot Clifford Watimena (53) putra legenda penerbang Indonesia, Leo Wattimena, korban jatuhnya pesawat Dirgantara Air Service (DAS) jenis Cassa 212 dengan nomor register PK-VSE, tiba di bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Minggu sore. Tragedi jatuhnya pesawat DAS jenis Cassa 212 dengan tiga awak yang seluruhnya tewas terdiri atas pilot Sumiskun, copilot Clifford Watimena dan teknisi Darsono terjadi Sabtu (26/1) ketika mereka terbang dari bandara perintis Long Apung, Kabupaten Malinau. Isak tangis keluarga menyambut kedatangan jenazah Clifford Watimena saat diturunkan dari pesawat DAS jenis Cassa 212 dengan kapten pilot Titus Suwondo yang langsung menyerahkan kepada pihak keluarga. Istri korban, Antariksawati (39), didampingi tiga anaknya Jesika (10), Jestin (6) dan Gea (1,5 tahun) nampak tidak bisa menahan kesedihannya. Pihak keluarga korban yang diwakili Manuel Nutonobun dari kerukunan warga Ambon mengucapkan terimakasih kepada pihak DAS yang telah mengantar jenazah dan memohon doa agar almarhum diterima di sisi Tuhan YME. Jenazah Clifford Watimena kemudian dibawa ke rumah duka di Jl.Rajawali II No.46 Palangka Raya untuk disemayamkan, dan direncanakan akan dikebumikan tiga hari mendatang. Titus Suwondo sahabat Clifford yang sempat kontak pada korban sebelum pesawat jatuh menyatakan ia kehilangan teman yang sangat baik. Menurut dia, jatuhnya pesawat DAS di Long Apung pedalaman Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, yang merupakan daerah berbukit-bukit, diperkirakan karena cuaca buruk, karena kondisi pesawat produksi PT. Dirgantara Indonesia tahun 1988 itu dinilai masih laik terbang. "Selain itu Clifford Watimena sudah seringkali terbang ke daerah itu dan cukup senior. Ia punya pengalaman terbang 23 tahun, sedangkan saya baru 20 tahun," ucapnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008