Jakarta (ANTARA News) - Kondisi pasar modal di Indonesia diprediksi akan tetap stabil pada Senin (28/1) pasca meninggalnya Mantan Presiden Soeharto. "Harga saham pada Senin diperkirakan akan stabil di kisaran angka 2.600. Angka itu cukup kuat meski ada kemungkinan sedikit terganggu pasca meninggalnya Mantan Presiden Soeharto," kata Pengamat ekonomi dan perbankan, Tony Prasetiantono, di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan, sentimen positif dari pasar Amerika Serikat di mana indeks harga saham di AS belum lama ini mencapai 12.200 dinilai memberikan pengaruh yang baik bagi pasar modal dunia, termasuk Indonesia. Sentiman positif tersebut dinilai cukup kuat untuk meredam kekhawatiran pasar di Indonesia atas situasi politik pasca meninggalnya H.M. Soeharto. "Saya prediksikan sentimen positif dari AS yang pada pekan lalu indeksnya sempat turun di bawah 12.000 akan cukup kuat untuk meredam kekhawatiran pasar di Indonesia," katanya. Menurut Tony, meninggalnya Presiden RI kedua itu tidak akan menimbulkan gejolak, terutama dalam bidang perekonomian yang cukup berarti. Hal itu karena sebelumnya hampir dapat dipastikan telah ada ekpektasi publik untuk bersiap-siap bahwa cepat atau lambat hal itu akan terjadi. "Sooner atau later itu akan terjadi dan ini gejala yang alamiah. Apalagi meninggalnya Pak Harto bukan tiba-tiba tapi sempat dirawat di rumah sakit," katanya. Terlebih Soeharto saat ini juga sudah tidak terlibat secara langsung dalam pemberian kebijakan di Indonesia.Pasar modal, katanya, sedikit banyaknya akan mengalami gejolak ringan di mana diperkirakan akan terjadi kekhawatiran pelaku pasar atas ketidakmenentuan situasi politik pasca meninggalnya Soeharto. "Tapi tetap pasar tidak akan bereaksi secara berlebihan," tegasnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008