Jakarta (ANTARA News) - Hiruk pikuk saat jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) menuju rumah duka, Minggu siang, membuat dua wartawan yang meliput terpaksa dirawat di instalasi Unit Gawat darurat (UGD) karena cidera ringan. Helmi Hendiarto, wartawan dari harian Neraca saat meliput prosesi keberangkatan jenazah Soeharto dari RSPP menuju kediaman di Cendana tiba-tiba dipukul oleh seseorang berseragam pada kepala bagian kiri di atas telinga. "Setelah itu ada seorang lagi yang memukul saya di daerah ulu hati terus saya jatuh," katanya saat menjalani perawatan ringan di instalasi Unit Gawat Darurat RSPP, Minggu. Helmi selama di UGD kemudian diinfus karena mengalami muntah-muntah hingga tiga kali. "Saya ingin ada pertanggung jawaban atas pemukulan ini," paparnya. Selain Helmi, reporter RCTI Lady Simarmata juga terpaksa harus menjalani perawatan ringan di UGD karena terserempet mobil yang melintas di depan lobby RSPP saat ia hendak melakukan laporan langsung. Ia terpaksa duduk di kursi roda karena mengalami cedera di dekat pergelangan kaki kiri. "Kata dokter dalam dua hingga tiga hari akan bengkak dan disarankan tidak melakukan kegiatan dulu," katanya. Sementara itu setelah jenazah Pak Harto dibawa ke rumah keluarga di Jalan Cendana, kamar 536 yang merupakan kamar perawatan mantan Presiden kedua RI itu mulai dibersihkan. Dari pengamatan ANTARA News, selain kamar 536 dua kamar di sekitarnya yaitu 534 dan 538 yang selama ini digunakan pihak keluarga menunggu Pak Harto juga mulai dibersihkan. Di kamar 538 terdapat meja bundar dengan empat kursi, kipas angin dan tikar yang digunakan keluarga selama menunggu Pak Harto. Demikian pula dengan kamar 534 tengah dibersihkan, sementara kamar 536 tampak terkunci rapat.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008