Fahri di Temanggung, Minggu, mengatakan pada prinsipnya Kementerian Desa sangat kuat untuk mendorong daerah ini menjadi pusat pembelajaran baru bagi daerah dan desa-desa lainnya.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri "Ngopi di Papringan" yang nerupakan bagian dari Festival Sindoro Sumbing yang mendapat dana antara lain dari Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Desa.
"Kalau mau belajar soal pengembangan pasar, pengembangan ekonomi kolaborasi antar-multi stakeholder datanglah ke Pasar Papringan Temanggung," katanya.
Ia menyampaikan memilih lokasi Pasar Papringan untuk kegiatan ini karena guna memberikan pembelajaran sekaligus kegiatan-kegiatan yang sifatnya inovatif bagi daerah dan desa yang ada di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan saat ini dana desa cukup banyak bahkan banyak yang dibuat seperti pasar kemudian kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya dan Pasar Papringan ini bisa dicontoh.
Ia menuturkan Pasar Papringan cukup unik dan memperhatikan kelestarian lingkungan, di sini ditekankan kearifan lokal.
"Hampir tidak ada yang berubah dari wajah asli daerah ini, dipenuhi oleh hutan bambu, kemudian seluruh jajanan adalah jajanan pasar. Kita bisa minum kopi sambil menikmati jajanan tradisional di lokasi ini," katanya.
Ia mengatakan hal menarik dari Pasar Papringan ini adalah dulu merupakan tempat sampah, kemudian oleh berbagai komunitas dilakjukan pendampingan kepada masyarakat dan masyarakatnya berubah polapikir dan perilakunya sehingga jadilah tempat ini menjadi tempat yang sangat bermanfaat bagi pemberdayaan masayarakat.
Baca juga: Mendag rencanakan revitalisasi pasar induk di Pidie
Baca juga: Revitalisasi pasar rakyat dorong peningkatan konsumen
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019