Serangan tersebut, yang diduga polisi mungkin telah direncanakan, memicu perburuan manusia dan polisi menggunakan pengeras suara di stasiun kereta untuk memperingatkan orang agar waspada, kata lembaga penyiaran publik, NHK.
Penikaman itu terjadi dua pekan sebelum Jepang menjadi tuan rumah pertemuan puncak Kelompok 20 negara maju di kota tetangga Suita, Osaka, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang. Peristiwa tersebut terjadi setelah satu peristiwa pada Mei, saat seorang pria yang berusia setengah baya memegang pisau dan membunuh seorang anak perempuan serta satu orang dewasa, serta melukai 17 orang lagi di dekat Tokyo.
Kejahatan jarang terjadi di Jepang, tapi kadangkala peristiwa kejahatan telah mengejutkan rakyat negeri itu.
"Menakutkan bahwa senjata api dicuri. Saya ingin ini diselesaikan secepatnya," kata seorang pria tetangga korban.
"Hari pelajaran taman kanak-kanak dibatalkan akibat peristiwa ini. Anak-anak saya tak bisa keluar. Menakutkan," kata seorang pria lain.
Polisi yang berusia 26 tahun tersebut ditemukan tergeletak di tanah dengan satu pisau dapur tertancap di dada kirinya sekitar pukul 05.30 Ahad (03.30 WIB), demikian laporan NHK.
Ia diserang di luar pos polisi saat ia tampaknya mengikuti dua personel setelah menerima panggilan yang melaporkan pencurian.
Polisi menduga serangan tersebut mungkin telah direncanakan sebab tak ada pencurian dan kamera keamanan memperlihatkan seorang lelaki, yang diduga berusia 30-an tahun, keluyuran di sekitar pos polisi sekitar satu jam sebelum penikaman, kata NHK.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019