Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden Soeharto, Minggu, dan mengatakan mendiang "tidak akan pernah dilupakan". Soeharto, 86 tahun, wafat akibat gagal organ di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Ia dirawat sejak 4 Januari karena masalah jantung, tenggorokan dan ginjal. Arroyo memuji kepemimpinan Soeharto di kawasan Asia Tenggara dan kontribusinya untuk membangun perdamaian di Mandanao, kawasan Filipina selatan. "Atas jasa-jasanya ini, Presiden Soeharto tak akan pernah dilupakan," ujarnya. "Pemerintah dan rakyat Filipina bersama saya menyampaikan simpati mendalam dan belasungkawa atas wafatnya Presiden Soeharto," kata Arroyo dalam pernyataannya, seperti dikutip DPA. Arroyo, yang saat ini melakukan kunjungan resmi ke Uni Emirat Arab, mengatakan, "berbagai generasi Filipina dan anggota ASEAN senantiasa akan mengenang Presiden Soeharto atas peran pentingnya dalam membangun masyarakat di kawasan ini." "Sebagai salah satu dari Bapak ASEAN, Presiden Soeharto merupakan salah satu pemimpin yang memiliki visi cemerlang untuk membangun perdamaian, kemajuan dan kemakmuran ASEAN, yang dibangun dengan penuh penghormatan dan saling-pengertian. Negara-negara ASEAN beranggotakan Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar. (*)

Copyright © ANTARA 2008