"Di sini (NTT) bagus, saudara-saudara di sini bisa menularkan banyak hal yang positif untuk saudara-saudara kita di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia," katanya di Kupang, Minggu.
Ari Sihasale bersama produser Nia Zulkarnaen dan sederet nama besar yang membintangi film "Rumah Merah Putih" seperti Pevita Pearce, Yama Carlos, dan Shafira Umm, berada di Kota Kupang dalam rangka penayangan perdana film tersebut di Lippo Plaza Kupang pada Sabtu (15/6) malam.
Ia mengatakan dirinya sering kali melakukan syuting film di wilayah Indonesia bagian timur seperti di Nusa Tenggara Timur maupun Papua.
"Kenapa saya harus syuting di NTT, di Papua, jawaban saya kenapa tidak saya harus syuting di NTT, kenapa harus syuting di Jakarta," kata Ale, sapaan akrab Ari Sihasale.
Ia menambahkan, "Jadi kita harus banyak belajar di sini (NTT), banyak belajar dari saudara-saudara, adik-adik (anak-anak asli dari NTT yang membintangi film "Rumah Merah Putih", red) kita di sini".
Menurutnya, alasan ini mendasari dirinya membuat film "Rumah Merah Putih" di NTT agar warga Indonesia di daerah lain yang sering kali berselisih karena berbagai kepentingan dapat belajar tentang pesan persaudaraan dari daerah setempat.
Film "Rumah Merah Putih" yang diproduksi Alenia Pictures tayang perdana di Kota Kupang dalam kegiatan peluncuran yang dipusatkan di Lippo Plaza Kupang yang dihadiri Gubernur NTT Viktor Laiskodat bersama Wakilnya Josef Nae Soi berserta para pejabat Forkopimda dan Pemerintah Kota Kupang.
Film tersebut akan ditonton bersama Presiden RI Joko Widodo di Jakarta pada 17 Juni sebelum ditayang serentak di bioskop Tanah Air pada 20 Juni.
Syuting film bernuansa kebangsaan ini dilakukan di Desa Silawan dan Kota Atambua, Kabupaten Belu, wilayah perbatasan dengan Timor Leste dengan melibatkan anak-anak asli dari NTT sebagai pemeran utama.
Baca juga: Film "Rumah Merah Putih" tayang perdana di Kota Kupang
Baca juga: Sebelum berpetualang, Pevita Pearce juga sesuaikan budget
Baca juga: "Rumah Merah Putih" kisah tentang anak perbatasan NTT-Timor Leste
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019