Surabaya (ANTARA News) - Keluarga besar mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang diwakili putrinya Zannubah Arifah Chafsoh (Yenny Wahid) mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya mantan presiden Soeharto (Pak Harto). "Kami turut berbelasungkawa, karena Pak Harto adalah pemimpin besar bagi bangsa kita. Bapak (Gus Dur) sendiri langsung takziah," kata Sekjen DPP PKB itu usai memimpin sidang pemilihan ketua DPW PKB Jatim di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Minggu. Ia mengemukakan hal itu menanggapi informasi dari mantan Mensesneg Moerdiono bahwa mantan Presiden Soeharo meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta pada Minggu (27/1) pukul 13.10 WIB. Menurut Yenny Wahid, di kalangan NU memang selalu diajarkan untuk mengingat hal-hal yang baik kepada orang yang meninggal dunia, karena itu keluarganya (keluarga besar Gus Dur) mendoakan agar almarhum diampuni Allah SWT. Selain itu, kata mantan staf ahli bidang komunikasi politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, dirinya mendoakan keluarga besar Pak Harto juga diberi ketabahan menerima cobaan dari Allah SWT. "Bapak (Gus Dur) memang kritis saat ada penyelewengan yang dilakukan pemerintah, tapi bapak juga membela Pak Harto saat banyak kalangan menghujat. Jadi, bapak sudah bersikap proporsional, karena jasa Pak Harto cukup besar terhadap republik ini," katanya. Ditanya tentang proses hukum terhadap Pak Harto, ia menyatakan tidak memiliki kompetensi untuk masalah hukum, karena dirinya tidak memiliki latarbelakang hukum. "Bapak (Gus Dur) sendiri memilih untuk mengampuni Pak Harto setelah ada proses hukum, mengingat jasa besar beliau kepada bangsa kita," katanya. Ucapan yang sama dikemukakan Ketua Fatayat NU Jawa Timur Hj Faridatul Hanum yang menghubungi ANTARA Surabaya usai dirinya terpilih sebagai ketua Fatayat NU Jatim dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) Fatayat NU Jatim di Trenggalek (25-27/1). "Atasnama Fatayat NU Jatim, kami mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya mantan Presiden H Muhammad Soeharto," kata Faridatul Hanum yang terpilih memimpin Fatayat NU Jatim untuk kedua kalinya itu. Ia mengaku dirinya dan seluruh anggota Fatayat NU se-Jatim memaafkan segala kesalahan Pak Harto, sehingga amal ibadah mantan pemimpin bangsa dan negara Indonesia yang tercinta itu dapat diterima Allah SWT. "Kami juga mengharapkan keluarga beliau yang ditinggalkannya dapat menerima takdir dengan tabah," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008