“Kami menolak kerusuhan untuk Indonesia damai,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol. Luki Hermawan di sela deklarasi menolak kerusuhan serta jalan santai di Surabaya, Minggu.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi.
Selain aksi menolak kerusuhan yang digelar serentak se-Jatim, kegiatan itu sekaligus menyambut Hari Ulang Tahun Ke-73 Bhayangkara.
Jenderal polisi bintang dua tersebut berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah bergabung dan berkomitmen menolak kerusuhan.
Kapolda juga mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung dan memerintahkan seluruh jajaran selalu menjaga sinergitas dan membuat masyarakat Jatim menjadi aman serta nyaman.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa pihaknya belajar dari beberapa konflik di negara lain. Masalahnya, jika dibiarkan dan tidak ditolak, konflik akan menyebar.
“Belajar dari pengalaman konflik sosial di banyak negara itu, mari jaga Indonesia, jaga kerukunan, dan persatuan,” kata gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Gubernur Khofifah mengingatkan kembali bahwa keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.
Tak itu saja, mantan Menteri Sosial itu juga berharap suasana yang ada di Jatim terus terjaga aman damai tanpa kerusuhan, serta berdoa agar pihak yang ingin berbuat kerusuhan diteduhkan hatinya oleh Allah Swt.
Di tempat sama, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Wisnoe Prasetja Boedi mengatakan bahwa semua pihak memiliki kewajiban dalam menjaga keamanan dan ketertiban, minimal bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
“Semua berkewajiban untuk menciptakan keamanan dengan cara menjaga rumah tempat tinggalnya sendiri. Terlebih berita bohong atau hoaks yang tak bermanfaat harus dihilangkan dan tidak boleh disebarkan,” tuturnya.
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019