Davos, Swiss (ANTARA News) - Menteri luar negeri Iran mengatakan, Sabtu, dia dapat membayangkan jika negaranya menjalin kembali hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat pada masa mendatang, tetapi masih banyak rintangan menuju suatu hubungan yang normal.
Manouchehr Mottaki mengatakan bahwa Teheran tidak berkomitmen "memutus hubungan dengan Amerika Serikat untuk selama-lamanya", meskipun mereka bersitegang dengan Washington mengenai program nuklirnya, selain AS yang menuduh Iran memicu kekerasan di Irak.
Iran secara berkala meminta AS mengubah prilaku sejak putusnya hubungan diplomatik pada tahun 1980, setelah para mahasiswa garis keras menyerbu kedutaan besar AS di Teheran dan menyandera para diplomatnya. Aksi itu terjadi saat berlangsung revolusi Islam tahun 1979.
"Bagaimana dan kapan hubungan ini bisa terwujud, bergantung kepada begitu banyak faktor," kata Mottaki kepada wartawan di sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Ketika ditanya apakah Pilpres AS pada tahun ini bisa menandai titik balik bagi hubungan itu, dia mengatakan: "Kami berusaha tidak melihat sosok individu maupun partai mereka, tetapi melihat...kebijakannya."
Mottaki mengatakan dia belum dapat mencium sedikitpun perubahan pendekatan AS terhadap Iran.
Komentar Mottaki itu menyusul pidato menteri luar negeri AS, Condoleezza Rice, yang menyisipkan satu pesan perdamaian kepada Teheran.
Rice di forum tersebut pada Rabu mengatakan bahwa Washington tidak punya hasrat menjadikan Iran sebagai musuh permanen.
Rice mengatakan masalah nuklir bisa diselesaikan secara diplomatis dan dia menawarkan hubungan yang normal dengan Iran jika negara tersebut tidak lagi meneruskan program nuklir mereka.
Iran telah menolak tawaran itu dan mengatakan program tersebut bertujuan damai yaitu pembangkit listrik.
"Hingga saat ini kami tidak melihat perubahan penting dalam kebijakan Amerika Serikat," kata Mottaki, sebagaimana dilaporkan Reuters.
"Beberapa orang, di sini maupun di tempat lain telah mengirim sinyal, tetapi pemerintah AS punya kebijakan yang tidak dapat kami terima".
Dalam diskusi publik di forum itu, Sabtu, Mottaki dengan marah menuduh AS merekayasa cuplikan video insiden kapal AS dengan Iran di Selat Hormuz untuk maksud politis.
Dia juga mendesak Presiden AS George W. Bush untuk "berani dan sekali ini mengatakan kebenaran" tentang Iran, menyusul intelijen AS yang menyimpulkan Teheran telah berhenti berusaha memiliki senjata nuklir sejak tahun 2003. (*)
Copyright © ANTARA 2008