Jufrizal, salah seorang guru SD Negeri di Kota Batam menilai tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh sepasang pelajar di dalam video itu dapat mencoreng wajah dunia pendidikan di Indonesia.
"Apalagi kabar yang beredar, dua sejoli ini melakukan hubungan layaknya suami istri di dalam ruang kelas sekolah," kata Jurizal, Sabtu.
Kendati demikian, menurut Jufrizal, banyak faktor yang menyebabkan terjadi perilaku melampaui batas melanggar norma susila di kalangan pelajar tersebut.
Faktor dimaksud antara lain, minim pendidikan agama di sekolah dan di rumah, kurang pengawasan orang tua, termasuk pengaruh lingkungan dan pergaulan bebas.
"Untuk mencapai suasana pendidikan yang baik dan kondusif, diperlukan kerja sama serta koordinasi yang baik dari pihak keluarga, guru maupun lingkungan masyarakat," ujarnya lagi.
Guru SMA Negeri di Karimun, Riana Utami pun ikut menyoroti aksi pornografi pelajar yang terekam di dalam video tersebut.
Meski tidak melihat langsung video terkait, sebagai pendidik ia mengaku sedih ketika mendengar ada pelajar di Indonesia yang umurnya masih belia, namun sudah berani melakukan hubungan terlarang lalu direkam dan tersebar ke pelosok negeri ini.
"Karena ini tidak hanya menyangkut nama baik pribadi dan keluarga. Tetapi juga pendidikan, guru dan sekolah di negara kita," katanya pula.
Selain itu, ia turut mengkritik para pengguna media sosial yang secara sengaja menyebarkan video porno tersebut, sebab dapat mengguncang psikologis dan kejiwaan anak.
"Kedua pelajar itu memang salah, namun yang menyebarkan juga salah. Saya turut mendukung aparat kepolisian untuk memproses kasus video porno ini hingga tuntas," ujarnya pula.
Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019