Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Umar Juoro menilai program diversifikasi pangan sulit dilakukan mengingat ketergantungan yang tinggi pada beras.
"Diversifikasi pangan dalam praktiknya tidak mudah, karena ketergantungan tinggi pada beras," katanya di Jakarta, Sabtu.
Meski demikian, lanjutnya, komoditas jagung masih dapat menjadi alternatif.
Umar mengatakan, pemerintah hendaknya meningkatkan produksi pangan dalam negeri melalui ekstensifikasi dan intensifikasi.
"Tidak ada pilihan lain, di saat ini harga bahan pangan tinggi sekarang ini, produksi dalam negeri harus ditingkatkan dengan ekstensifikasi dan intensifikasi," katanya.
Sejak zaman pemerintahan Presiden Soeharto, pemerintah telah memiliki program diversifikasi pangan sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada beras.
Program disesuaikan dengan sumber daya pangan di wilayah setempat. Seperti sagu di Maluku dan Papua, jagung di Madura, umbi-umbian di Jawa, dan singkong di Lampung.
Namun, program bagus tersebut tidak berjalan karena selain ketergantungan yang tinggi, juga murahnya harga beras.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008