Jakarta (ANTARA) - Di antara smartphone flagship populer, Samsung Galaxy S10 adalah yang mengalami depresiasi tercepat, 53,3 persen, dalam 30 hari setelah dirilis.
Depresiasi rata-rata antara 3 model dan ukuran penyimpanan yang tersedia adalah -46,69 persen dalam 30 hari rilis, 5,03 persen lebih besar dari Galaxy S9 (-41,66%) pada bulan pertama.
Penyusutan Galaxy S10 berkisar antara -40,0 persen hingga -53,3 persen tergantung model dan kapasitas penyimpanan, menurut studi yang dilakukan BankMyCell yang juga peritel gadget, dikutip Sabtu.
Pada bulan pertama setelah dirilis Maret 2019, Galaxy S10 + 1TB nilainya sudah berkurang 850 dolar dari harga awalnya 1.600 dolar.
Galaxy S10e 128GB memiliki tingkat depresiasi tertinggi pada bulan pertama, -53,3 persen.
Depresiasi yang dialami Galaxy S10 ini jauh lebih besar dari iPhone XS yang hanya turun 42,40 persen dari nilai awalnya, itu pun terjadi dalam sembilan bulan setelah rilis.
Baca juga: Kumpulan diskon ponsel jelang Lebaran
Beli tahun depan saja
Jika tidak punya cukup uang atau menganggap Galaxy S10 mahal untuk dibeli sekarang, Anda bisa membelinya dengan harga sepertiganya pada 2020 mendatang.
Jika Galaxy S10 mengikuti tren depresiasi yang sama dengan S9, dengan memperhitungkan penyusutan trade-in bulan pertama yang mengkhawatirkan, ponsel itu nilainya diperkirakan akan turun 65,01 persen pada saat flagship Samsung Galaxy S berikutnya dirilis pada Maret 2020.
Galaxy S10 + 1TB, misalnya, menurut BankMyCell diperkirakan nilainya akan turun 1.062 dolar dari harga awal 1.600 dolar sehingga tinggal 538 dolar saja pada Maret 2020.
Galaxy S10 + 1TB & 512GB memiliki tingkat penyusutan yang diperkirakan paling tinggi pada Maret 2020 (-66,4%).
Baca juga: Kiat bikin video "super steady" pakai smartphone ala Jay Subyakto
Baca juga: Pemesanan Samsung Galaxy S10 di Korea jatuh dibanding pendahulunya
Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019