Kupang (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) meminta para ahli geologi dan vulkanologi untuk meneliti munculnya semburan lumpur panas di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timor dengan negara Timor Leste.
"Semburan lumpur panas ini sudah lama terjadi dan muncul pada setiap musim hujan. Jika sudah musim panas bekas lumpur tersebut menjadi keras seperti batu," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertambangan TTU, Lodovikus Vila, ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu.
Vila menjelaskan, semburan lumpur panas di Desa Potpoto, Kecamatan Miomafo Timur yang berbatasan langsung dengan Distrik Ambeno, Timor Leste itu terjadi pada lima titik, namun tiga titik diantaranya volume semburannya lebih besar.
Berdasarkan hasil penelitian sementara dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, kata dia, semburan lumpur panas itu mengandung mineral, namun belum diketahui secara ilmiah tentang sebab-sebab terjadinya semburan tersebut.
"Atas dasar ini, kami memandang penting mengundang para geolog dan volkanolog untuk meneliti sebab-sebab terjadinya semburan dari bawah tanah yang kemudian memunculkan lumpur panas itu," ujarnya.
Ia menambahkan, semburan lumpur panas di wilayah perbatasan NTT-Timor Leste, sekitar 30-an kilometer arah timur laut Kefamenanu, ibukota Kabupaten TTU itu tidak seperti luapan lumpur panas dalam kasus Lapindo Brantas.
"Lumpur panas itu muncul pada saat musim hujan, dan luapannya akan lebih besar lagi pada saat puncak musim hujan bulan Ferbruari mendatang," ujarnya.
Titik-titik semburan tersebut, jelas Vila, kemudian membentuk semacam gunung kecil dengan mengeluarkan bunyi letupan seperti meriam bambu.
Lokasi semburan lumpur panas itu, jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak terlalu membahayakan.
(T.L003/B/K006/B/K006) 26-01-2008 12:46:55
NNNN
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008