Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar TNI Angkatan Udara (TNI-AU) hingga kini belum menetapkan delapan calon pilot baru pesewat tempur Sukhoi, yang diajukan Skadron Udara II Pangkalan Udara (Lanud) Hassanudin, penaung Su-27/30 Flanker.
"Belum, masih dipertimbangkan," kata Asisten Operasi (Asops) Kasau Marsekal Muda Eddy Hardjoko ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Sabtu.
Eddy Hardjojo mengatakan, pihaknya sedang melakukan seleksi untuk menetapkan calon-calon pilot pesawat jet tempur buatan Rusia tersebut.
"Jadi belum yaa...kita tetap dapat segera memenuhi, begitu dua pesawat Sukhoi baru tiba di Indonesia," ujar Eddy.
Komandan Skadron 11 Lanud Hassanudin Letkol Pnb Andi Kustoro mengatakan, pihaknya mengajukan delapan penerbang baru Sukhoi kepada Mabes TNI AU.
"Kedelapan penerbang itu, akan dipilih lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1994 hingga 2001. Setiap angkatan mendapat jatah satu orang," katanya.
Andi menambahkan, mereka yang direkrut minimal sudah mengantongi 300 jam terbang
on type di pesawat tempur satuannya. Selanjutnya, ke delapan pilot baru itu akan dikirim ke Rusia untuk
ground school selama 1,5 bulan.
Program penambahan pesawat tempur Sukhoi telah dicanangkan dalam Program Pengembangan Kekuatan (Probangkuat) TNI AU 2005-2009. Untuk kebutuhan pesawat tempur sergap, TNI AU memprioritaskan pengadaan Sukhoi hingga satu skadron, lengkap dengan persenjataannya dalam dua tahun kedepan.
Pada Tahun Anggaran (TA) 2005 telah dialokasikan dana 310 juta dolar AS untuk pengadaan enam pesawat Sukhoi dan pada TA 2006 telah dialokasikan dana sebesar 356,7 juta dolar untuk enam lainnya.
Pengadaan enam Sukhoi baru itu akan dilakukan bertahap mulai 2007 hingga 2009. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008