Beirut (ANTARA News) - Sedikitnya 10 orang, termasuk perwira senior polisi, tewas dalam ledakan kuat di satu permukiman di Beirut timur, Jumat pagi waktu setempat, demikian laporan stasiun televisi pan-Arab, Al-Jazeera. Stasiun televisi swasta Lebanon, Future TV, juga melaporkan 10 orang tewas, dan menyatakan Kapten Wissam Eid dari Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon (ISF) termasuk di antara korban. Ditambahkannya, Wissam Eid adalah perwira senior di Biro Intelijen ISF. "Wissam Eid adalah anggota penting ISF dan terlibat dalam banyak penyelidikan yang berkaitan dengan pemboman teror di Lebanon dalam beberapa tahun belakangan," kata seorang pejabat keamanan. "Ia terlibat dalam penyelidikan sensitif dan ini adalah kehilangan besar bagi kami." Wissam Eid (31) dan pengawalnya tewas bersama dua warga sipil, kata seorang pejabat keamanan. Sebanyak 38 orang lagi cedera, sembilan orang dibawa ke rumah sakit. Ia menyatakan Wissam Eid pada Februari 2006 lolos dari upaya lain untuk membunuhnya, ketika seseorang melemparkan granat ke depan rumahnya di Beirut. Seorang pejabat lain dari kelompok mayoritas yang berkuasa mengatakan Wissam Eid sedang dalam perjalanan pulang dari satu pertemuan komisi PBB yang menyelidiki pembunuhan mantan perdana menteri Rafik Al-Hariri pada 2005, ketika terbunuh. Kematian Al-Hariri dalam pemboman mobil berkekuatan besar dan sejumlah serangan serupa selama tiga tahun terakhir telah diduga oleh mayoritas anggota parlemen dukungan Barat dilakukan oleh Suriah --yang telah membantah keterlibatan apa pun dalam semua peristiwa itu. Mayat-mayat dengan anggota tubuh tercabik dapat terlihat di tempat ledakan di pinggir kota Beirut, demikian laporan televisi. Sebelumnya, stasiun televisi lokal LBC melaporkan ledakan besar --yang ditujukan ke satu kendaraan militer di permukiman Chevrolet di bagian timurlaut Beirut-- menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 16 orang lagi. Tayangan televisi memperlihatkan asap tebal membubung ke udara dari daerah tersebut dan beberapa mobil terbkara. Selama tiga tahun belakangan, Lebanon telah diguncang oleh serangkaian ledakan, yang dimulai dengan upaya pembunuhan 1 Oktober 2004 terhadap Menteri Telekomunikasi Marwan Hamade. Upaya pembunuhan paling terakhir terjadi pada 15 Januari, ketika satu kendaraan Kedutaan Besar AS dihantam bom pinggir jalan di Beirut utara, sehingga menewaskan tiga orang dan melukai 21 orang lagi. Brigadir Jenderal Ashraf Rifi, pemimpin ISF, mengatakan pemboman mobil Jumat adalah upaya lain untuk merusak kestabilan di negeri tersebut, sementara Lebanon menghadapi kemelut politik terburuknya sejak perang saudara 1975-1990. "Ini adalah pesan kepada Pasukan Keamanan Dalam Negeri menyusul pesan yang dikirim kepada Angkatan Darat pada Desember, ketika Jenderal Francois el-Hajj tewas dalam pemboman mobil" bulan lalu, kata Rifi kepada wartawan di tempat ledakan. Perdana Menteri Fuad Siniora mengumumkan hari berkabung nasional pada Sabtu, ketika jenazah Wissam Eid dan pengawalkan dimakamkan. Ledakan Jumat terjadi tak lama setelah pukul 10:00 waktu setempat (17:00 WIB) di dekat satu jalan raya di Hazmiyeh, permukiman utama sayap-kanan di Beirut timur dan daerah yang menampung sejumlah bangunan kantor.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008