Yogyakarta (ANTARA) - Kampung Pancasila Yogyakarta akan menggelar pentas wayang kulit yang dikemas modern untuk mengenalkan nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara Indonesia dengan lakon yang masih berkaitan dengan kondisi Indonesia saat ini.
"Usai Pemilu 2019, kami merasa terjadi banyak hal pada bangsa Indonesia yang tidak pas. Saat ini, adalah momentum yang tepat agar seluruh bangsa melebur kembali. Apalagi, Juni adalah bulan lahir Pancasila sehingga kami merasa pentas wayang ini bisa merekatkan lagi nilai persatuan dan kesatuan," kata Wakil Ketua Panitia Pentas Wayang Kulit Kuncoro di Yogyakarta, Jumat.
Pentas wayang kulit dengan lakon "Tumuruning Wahyu Panca Brata" tersebut akan digelar di Auditorium RRI Yogyakarta pada Senin (17/6) mulai pukul 19.00 WIB hingga 24.00 WIB dengan dalang Ki Soemarsono Widjojo.
Kuncoro menyebut, pentas wayang kulit tersebut tidak sepenuhnya digelar secara tradisional tetapi dengan memasukkan berbagai unsur modern yang bisa dinikmati penonton melalui tata pencahayaan dengan permainan lampu warna-warni sesuai cerita, permainan multimedia, efek asap serta layar yang lebih lebar.
"Sasaran utama kami adalah generasi muda sehingga pentas wayang kulit ini sengaja dikemas lebih segar, lebih modern. Jika tetap dikemas secara tradisional, maka yang menikmati wayang biasanya hanya orang tua saja. Peminatnya pun terus turun," katanya.
Ketua Komite Pengarah Pentas Wayang Kulit Harry Cahya, yang juga warga Kampung Pancasila yang berada di Kelurahan Gowongan Yogyakarta, menyebut pentas wayang adalah kegiatan yang bisa mendatangkan banyak orang.
"Jika ada banyak orang yang datang, maka kami berharap akan ada lebih banyak orang yang memahami bahwa nilai-nilai Pancasila adalah pedoman utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Pentas wayang tersebut akan mengisahkan berbagai upaya licik yang dilakukan Prabu Duryudana untuk menggagalkan Wahyu Panca Brata tidak jatuh ke tangan Pandawa. Ia merasa khawatir akan kalah dalam perang Baratayudha jika Pandawa memperoleh wahyu tersebut.
Selain memanfaatkan dukungan multimedia, pentas wayang kulit tersebut juga akan menampilkan dialog sejumlah tokoh lintas generasi dengan gaya dagelan supaya lebih mudah dipahami penonton.
"Dialog ini akan hadir sebagai 'limbukan'. Melalui dialog ini, kami sisipkan muatan nilai-nilai Pancasila," kata Harry.
Baca juga:
BPIP kunjungi tiga kampung terapkan nilai-nilai Pancasila
Bupati Jember resmikan kampung Pancasila
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019