Permintaan valas (valuta asing) korporasi yang meningkat membuat rupiah melemah

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah seiring turunnya cadangan devisa Bank Indonesia.

Rupiah melemah 45 poin atau 0,32 persen menjadi Rp14.325 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.280 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat, mengatakan, Bank Indonesia yang mengumumkan cadangan devisa pada Mei sebesar 120,3 miliar dolar AS yang turun drastis dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 124,3 miliar dolar AS, menjadi katalis negatif bagi rupiah.

"Cadangan devisa yang anjlok empat miliar dolar tersebut tampaknya membuat investor cemas," ujar Ibrahim.

Menurut Ibrahim, meski cadangan devisa masih memadai, tetapi amunisi Bank Indonesia untuk melakukan stabilisasi nilai tukar menjadi lebih terbatas.

"Kekhawatiran investor mengenai nasib rupiah ke depan, membuat mata uang ini mengalami tekanan jual," katanya.

Selain itu, mendekati akhir kuartal dua, biasanya momentum seperti ini adalah musim pembayaran dividen. Korporasi asing yang beroperasi di Indonesia mulai menyetorkan kewajiban dividen ke kantor pusatnya di luar negeri.

"Permintaan valas (valuta asing) korporasi yang meningkat membuat rupiah melemah," ujar Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.279 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.279 per dolar AS hingga Rp14.325 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.304 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.270 per dolar AS.

Baca juga: Dolar stabil, investor tunggu pertemuan The Fed dan KTT G20

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019