Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Budi Mulya mengatakan, pihaknya optimistis target inflasi pada 2008 yang sebesar 5 plus minus satu persen tercapai menyusul kebijakan bank sentral AS yang menurunkan suku bunganya sebesar 75 basis poin menjadi 3,5 persen. "Kebijakan The Fed telah terasa saat ini, kita berharap akan terus bergulir, dan memberikan optimisme bagi BI dan pemerintah yang berkomitmen solid untuk arahkan perekonomian dan menekan inflasi," katanya di Jakarta, Jumat. Ia menjelaskan, BI dalam menekan inflasi terutama untuk menjaga stabilitas rupiah agar tidak bergejolak terlalu dalam. Hal ini terkait inflasi inti yang dipengaruhi oleh inflasi barang impor dimana nilai tukar berperan dalam pembentukan harga. Bila nilai tukar Indonesia lemah, harga barang impor menjadi lebih mahal dan ini akan mendorong inflasi. Sementara itu, kebijakan "The Fed" menurunkan suku bunganya telah memicu penguatan mata uang berbagai negara termasuk Indonesia. Setelah selama beberapa hari rupiah berada di bawah Rp9.400 per dolar AS, kini rupiah berada di sekitar Rp9.350 per dolar AS. Pada perdagangan Jumat, sesi pagi, nilai tukar rupiah di pasar spot antar bank Jakarta naik tajam menjadi Rp9.350/9.360 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.403/9.430 per dolar AS atau meningkat 53 poin. Budi Mulya juga mengatakan, pihaknya akan mempersempit fluktuasi suku bunga di pasar uang antar bank (overnight rate) melalui penyempurnaan operasi moneter yang telah diungkapkan dalam Bankers Dinner 2008. "Kita akan mempersempit koridor suku bunga dan menjadikannya simetris," katanya. Namun, ia mengatakan, pihaknya belum bisa menyebutkan pada batas berapa koridor tersebut dan kapan akan diumumkan. Saat ini koridor suku bunga mencapai 800 basis poin dan asimetris dimana batas bawah 300 basis poin dan atas 500 basis poin. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008