Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mentargetkan empat radar intai di Selat Malaka sudah dapat beroperasi pada akhir 2008. "Yang dua memang sudah operasional dan dua lagi ditargetkan selesai pembangunannya pada akhir 2008 sehingga keempatnya sudah dapat operasional," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Sumardjono di sela-sela Rapat Pimpinan TNI AL di Cilangkap, Jumat. Ia mengatakan, keempat radar itu akan diintegrasikan dengan delapan radar hibah dari Amerika Serikat (AS) yang kini juga akan dimulai pemasangannya. "Radar-radar itu nantinya didaftarkan ke International Maritime Organization (IMO) untuk di nomor beri registrasi, lalu dimasukkan ke dalam buku kepanduan bahari internasional," ujar Sumardjono. Dengan begitu, tambah dia, dunia internasional tahu bahwa seluruh radar yang ada di Selat Malaka sudah beroperasi sebagai alat pandu navigasi dan keselamatan pelayaran di selat terpadat di dunia tersebut. "Jadi, kalau ada kapal yang lewat Selat Malaka, kapal ini harus lapor ke pos tertentu," ujarnya. Tentang kewenangan terhadap operasional radar-radar tersebut, KSAL mengatakan akan dikoordinasikan antara instansi terkait dengan keamanan pelayaran laut internasional seperti imigrasi, bea cukai, dan lain-lain. Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul mengatakan TNI AL membangun empat radar dengan menggunakan dana APBN senilai Rp40 miliar. "Dari empat radar itu dua di antaranya sudah operasional di Bengkalis dan Sinoboy. Kedua radar itu merupakan buatan Jepang yakni JRC yang memiliki daya jangkau 40-50 mil laut," katanya. Sedangkan dua unit radar yang belum operasional dipasang di Sabang dan Batam buatan Jepang dengan merek Furuno dengan daya jangkau yang sama. "Pertengahan Februari diharapkan diresmikan dan mulai operasional," ujar Iskandar. Selain empat radar yang dibangun TNI AL di Selat Malaka juga akan dipasang delapan radar hibah dari AS dengan total nilai 18,4 juta dolar AS. "AS menghibahkan sepuluh unit radar dimana dua diantaranya cadangan dan delapan di pasang di Selat Malaka," kata Iskandar seraya menambahkan merk `sperry marine` dengan jangkauan 40 mil laut. Kedelapan unit radar hibah AS itu akan selesai dipasang pada akhir 2008. Jadi pada akhir 2008 ke-12 radar di Selat Malaka sudah dapat beroperasi. "Masalahnya bagaimana mengintegrasikan alat buatan Jepang dan AS, apalagi mereka tidak memberikan dana untuk itu," ungkapnya. Iskandar mengatakan, pengoperasiannya dilakukan seluruhnya oleh TNI AL. tidak ada tenaga asing, apalagi tenaga pendamping. "Yang ada adalah teknisi dan tenaga ahli yang memberikan pelatihan pada awal operasional. Setelah itu mereka kembali dan kita yang mengoperasikan," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008