Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini diprediksi melemah terbatas melanjutkan depresiasi pada hari sebelumnya
Rupiah Jumat pagi melemah 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp14.287 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.280 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta, Jumat, mengatakan, sentimen negatif bagi rupiah yaitu terkait cadangan devisa yang anjlok dan dari sisi pergerakan rupiah sendiri masih akan cenderung terkoreksi setelah penguatan tajam waktu awal perdagangan setelah Lebaran.
"Karena sebenarnya rupiah masih berpotensi menguat karena dari sisi dolar, ekspektasi pemangkasan tingkat suku bunga The Fed masih kuat," ujar Dini.
Menurut Dini, pelemahan rupiah hari ini juga kemungkinan karena sentimen "risk appetite" pasar agak berkurang karena pasar masih mengantisipasi hubungan dagang antara Amerika dan China. Pada pertemuan G20 tanggal 28-29 Juni 2019 nanti diperkirakan akan terbentuk kesepakatan.
"Cuma yang dikhawatirkan adalah ancaman Trump yang menyebutkan kalau China tidak menyetujui kesepakatan, maka dia bakal berlakukan kenaikan tarif impor baru. Bahkan Amerika mau menaikkan tarif impor untuk seluruh barang dari China," kata Dini.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.304 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.270 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah di tengah isu penurunan Fed Fund Rate
Baca juga: Rupiah melemah seiring aksi protes di Hong Kong
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019