Jakarta (ANTARA) - Sekitar 40.000 tahun yang lalu, seekor serigala mati di tempat yang sekarang dikenal sebagai Siberia. Kepalanya yang terputus telah ditemukan. Karena tersimpan dalam kondisi beku, kepala itu masih dalam kondisi baik dengan bulu, gigi, otak, dan sebagian besar jaringan wajahnya masih utuh.
Seorang warga Yakutia, Pavel Yefimov, menemukan kepala itu pada musim panas 2018 di tepi sungai Tirekhtyakh, dekat dengan Lingkaran Arktik di wilayah Yakutia, demikian laporan Siberian Times, seperti dilansir Reuters.
Kepala serigala itu diserahkan ke Akademi Sains Yakutia. Mereka mengirim sampel dan data pengukuran ke luar negeri. Dengan bantuan dari kolega di Jepang dan Swedia, mereka memperkirakan usia kepala serigala itu mencapai sekitar 40 ribu tahun.
Kepala itu diperlihatkan kepada masyarakat pada pekan ketiga Juni dalam cuplikan yang disediakan untuk Reuters TV oleh akademi sains itu. Dalam video itu terlihat kepala seekor binatang. Penampilannya lebih besar daripada serigala modern, lengkap dengan bulu dan gigi. Tapi, matanya tidak ada.
Langkah selanjutnya dalam perjalanan serigala itu adalah prosedur yang disebut plastination, teknik mengganti air dan lemak dengan plastik. Langkah itu bisa mencegah pembusukan dan menjaga jaringan demi kebutuhan ilmiah.
"Langkah itu adalah fiksasi dengan cara kimia, sehingga bulu tidak akan lepas dan agar kita dapat menjaganya (kepala) agar tidak membeku," ujar Valery Plotnikov, salah satu ilmuwan akademi, dalam cuplikan video.
Baca juga: Peneliti: Jejak manusia tertua di Amerika ditemukan di Chile
Baca juga: Fosil gading gajah purba ditemukan warga Ngawi
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019