Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Jumat pagi, mendekati level Rp9.300 per dolar AS, karena pelaku pasar masih memburu mata uang lokal itu, meski kondisi pasar cenderung menipis. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik menjadi Rp9.343/9.348 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.365/9.377 per dolar AS atau menguat 22 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, mengatakan rupiah masih mendapat sentimen positif yang memicu mata uang lokal itu menguat hingga mendekati level Rp9.300 per dolar AS. "Kami optimis rupiah akan bisa mencapai angka batas psikologis Rp9.300 per dolar AS, meski Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan melakukan intervensi pasar," katanya. Menurut dia, kenaikan rupiah yang masih terjadi ini, karena tingginya perbedaan tingkat suku bunga rupiah terhadap dolar menarik investor asing untuk tetap membeli rupiah. Apalagi dolar AS di pasar regional tetap terpuruk, setelah bank sentral AS menurunkan suku bunganya sebesar 75 basis poin, ucapnya. Rupiah, lanjut dia, apabila mencapai level Rp9.300 per dolar AS sangat tidak menguntungkan bagi eksportir, karena produk yang dijual ke pasar akan kurang kompetitif. Karena itu, BI kemungkinan besar akan masuk pasar mengantisi berlanjut menguatnya rupiah, ucapnya. Kenaikan rupiah yang cepat kemungkinan akan berakibat buruk bagi mata uang lokal itu, karena BI diharapkan dapat mengerem rupiah agar kenaikannya tidak terlalu cepat. Sementara itu, dolar AS terhadap yen mencapai 107,15 sedikit membaik setelah tiga hari merosot, euro naik menjadi 1,4775 dari sebelumnya 1,4755 . Menguatnya euro terhadap dolar AS, karena pelaku masih khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS yang menuju ke resesi. (*)

Copyright © ANTARA 2008