Medellin, Kolombia (ANTARA News) - Mesir harus menjamin keamanan perbatasannya dengan Jalur Gaza, tempat pejuang Palestina meledakkan lubang di tembok yang dibuat oleh Israel, kata Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice, Kamis. "Saya memahami bahwa situasinya sulit bagi mereka. Namun itu adalah perbatasan internasional. Itu perlu dilindungi dan saya percaya Mesir mengerti pentingnya melakukan itu," kata Rice kepada wartawan sebelum tiba di Medellin dalam kunjungan untuk meningkatkan kesepakatan perdagangan bebas dengan Kolombia. Rice menyalahkan HAMAS, yang menguasai Jalur Gaza, atas situasi yang mengakibatkan pengrusakan Rabu atas bagian tembok perbatasan logam sepanjang 200 meter dengan tinggi 6 meter. "Masalah ini telah menjadi perhatian utama dari situasi keamanan yang diciptakan oleh HAMAS di Jalur Gaza dan ketidak-sediaan merekan untuk menghentikan --dan saya sangat yakin mereka dapat kalau mereka ingin-- serangan roket terhadap Israel," kata Rice. "Dengan begitu, rakyat tak berdosa di Jalur Gaza berada dalam situasi yang sangat sulit dan kami telah menekankan dengan pemerintah Israel untuk melakukan apa saja yang mereka dapat guna `memungkinkan bantuan kemanusiaan berlanjut`," kata Rice. Rice mengatakan Israel telah menanggapi keprihatinan kemanusiaan yang diangkat oleh Amerika Serikat. Israel, yang menduduki Jalur Gaza pada 1967, menarik tentara serta pemukim Yahudi ke luar daerah itu pada 2005 tapi masih menguasai wilayah pantai, udara dan perbatasan timur serta utaranya. Israel telah memberlakukan blokade yang dikatakannya dimaksudkan "untuk menanggulangi tembakan roket pejuang Palestina". Wakil Menteri Pertahanan Matan Vilnai, Kamis, mengatakan Israel ingin mencuci tangan sama sekali di Jalur Gaza dengan menyerahkan pasokan listrik, air dan obat kepada pihak lain. Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan Mesir mesti mengambil-alih tanggung jawab. "Kita perlu mengerti bahwa ketika Jalur Gaza terbuka bagi pihak lain, kami kehilangan tanggung jawab atas wilayah itu. Jadi, kami ingin memutuskan diri dari wilayah tersebut," kata Vilnai dikutip Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008