Pemecahan rekor MURI itu bertujuan untuk menunjukkan kepada seluruh masyarakat di Indonesia bahwa Kalteng mampu memproduksi jagung dengan jumlah yang banyak, kata Asisten II Setda Kalteng Nurul Edy di Palangka Raya, Kamis.
"Kalteng tidak hanya mampu memproduksi padi dengan jumlah banyak, tapi juga jagung. Jadi, Pemprov berencana memecahkan rekor MURI terkait penyediaan jagung bakar terbesar di Indonesia," tambahnya.
Pemprov Kalteng berencana melakukan pemecahan rekor MURI terkait jagung bakar tersebut pada 16 Juni 2019 pagi di Bundaran Besar Palangka Raya. Masyarakat di Palangka Raya dan sekitarnya pun diundang untuk menghadiri pemecahan rekor MURI tersebut.
"Secara keseluruhan untuk ketersediaan jagung dalam pemecahan rekor itu tidak ada masalah. Tidak perlu didatangkan dari provinsi lain. Tinggal pelaksanaan pemecahan rekor saja, karena semuanya sudah siap," kata Edy.
Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala DTPHP Kalteng Sunarti menyatakan bahwa jagung sebanyak 62 ribu tongkol yang akan digunakan dalam pemecahan rekor MURI itu murni ditanam di Kelurahan Kalampangan, Kota Palangka Raya. Di mana pihaknya tiga bulan lalu telah meminta petani setempat untuk menanam jagung.
Sunarti mengatakan tanaman jagung di lahan seluas tujuh hektare yang ada di Kelurahan Kalampangan sudah siap panen. Dari tujuh hektare itu, diperkirakan setidaknya ada 62 ribu tongkol jagung dan siap digunakan dalam pemecahan rekor MURI.
"Rencananya, Jumat (14/6), jagung yang ditanam di Kelurahan Kalampangan akan dipanen secara bersamaan. Hari selanjutnya dihitung, dan Minggu siap dibakar untuk pemecahan rekor," beber dia.
Menurut dia pemecahan rekor MURI itu juga kampanye ketahanan pangan Kalteng yang saat ini mulai digenjot pemerintah melalui berbagai program pertanian, khususnya padi dan jagung.
Sebab, ketahanan pangan bukan hanya padi, melainkan produk lain harus juga dikembangkan.
"Sampai sekarang ini kan kabupaten dan kota se-Kalteng sudah mampu memproduksi jagung dan berbagai produk pangan lainnya," kata Sunarti.
Pewarta: Kasriadi/Jaya W Manurung
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019